Suara.com - Dugaan jika dua personel band punk, Sukatani mengalami intimidasi saat menyampaikan permintaan maaf gegara lagu "Bayar Bayar Bayar" yang dianggap mengkritik kepolisian belakangan ramai menjadi sorotan publik.
Setelah mengalami tindakan pembredelan terhadap karya musik mereka, aksi solidaritas dari berbagai musisi lintas genre kepada band punk asal Purbalingga, Jateng itu makin meluas di jagat maya.
Solidaritas kepada band Sukatani pun disampaikan oleh personel Banda Neira, Ananda Badudu lewat unggahan di akun X pribadinya, Kamis (20/2/2025) kemarin.
Tak hanya ikut bersolidaritas, cucu Jusuf Sjarif Badudu alias JJ Badudu, pakar bahasa Indonesia itu juga mengecam jika ada pihak yang justru mengejek video permintaan maaf dari dua personel band Sukatani itu. Pasalnya, muncul kabar jika dua personel band Sukatani itu diduga sempat dijemput oleh polisi sebelum melayangkan permintaan maaf terhadap institusi Polri soal lagu Bayar Bayar Bayar yang dibuat mereka.
Lewat cuitannya itu, Ananda Badudu pun menceritakan kisahnya ketika digelandang polisi.

"Yang ngejekin Sukatani bikin video minta maaf pasti belum tau rasanya ditangkep, dibawa pake mobil isilop, dikelilingin serse di kantor polisi, diancem pasal macem-macem, dipaksa tanda tangan BAP. Masuk kandang wercok kemerdekaan lo auto ilang dan emang gitu kenyataannya #ACAB," tulis Ananda Badudu dikutip Suara.com, Jumat (21/2/2025).
Diketahui, Ananda Badudu sempat ditangkap oleh Polda Metro Jaya setelah adanya demonstrasi tolak UU KPK hasil revisi dan RKUHP di DPR RI pada 2019 lalu. Penangkapan itu lantaran Ananda diduga menjadi pengumpul dana untuk para pendemo. Bahkan, Ananda Badudu sempat menangis di hadapan awak media saat menceritakan detik-detik dirinya dibebaskan oleh polisi.
Cuitan Ananda Badudu pun diramaikan netizen dengan beragam komentar. Namun, kebanyakan netizen turut mengisahkan soal pengalaman mereka saat berurusan dengan polisi.

"Betul. Dulu aku abis pulang dftar kuliah, siang2 di pelet isilop d tilang dgn alasan ban motor nginjak marka jalan pas berhenti d lampu merah. Langsung disuruh ke pos mereka, diintrogasi macam2, dimintai KTP, lalu ditanya langsung "mau bayar lewat kita apa mo sidang?" terus mereka bacain pasal2" curhat akun @bb*******.
Baca Juga: Menggema usai Band Sukatani Dibredel, "Bayar Polisi" Trending di X: Kok Takut Sama Lagu, Cemen!
"Di nego juga, mau dibedil kaki kiri atau kanan. Trus di pisuh pisuhi 2-3 jam. Di ancam mau sebar isu jelek ke warga sekitar rumah supaya mau kooperatif. Fak lah, pernah di interogasi dan diancam pake pasal terorisme. Karena nyetrit gak sengaja di depan kantor polisi," beber akun @pa******.
"Kakak ipar sama istri nya (kakak kandung gw) di jemput pagi, di pulangin nya besok tuh kakak ipar gw, mukanya bonyok, istrinya di tahan dalam keadaan mengandung 8 bulan. pas bapak gw tanya "dibawa kemana kok ga bisa dihubungin, anakku mana?" ungkap akun @An********.
"Apalagi sampai bawa bawa anggota keluarganya. Auto jiper. Protap dia emang gitu," timpal akun @Op*******.
Kapolri Bantah Antikritik
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara setelah dua personel band Sukatani melayangkan permintaan maaf dan menarik lagu "Bayar Bayar Bayar" yang isinya mengkritik polisi.
Terkait lirik lagu tersebut, Listyo membantah jika Polri antikritik. Pernyataan itu disampaikan Listyo lewat pesan WhatsApp ke awak media, Jumat.
“Polri tidak anti kritik, kritik sebagai masukkan untuk evaluasi, dalam menerima kritik tentunya kita harus Legowo dan yang penting ada perbaikan dan kalau mungkin ada yang tidak sesuai dengan hal-hal yang bisa disampaikan, bisa diberikan penjelasan,” jelas Sigit.