Suara.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada hari Rabu bahwa adalah "salah dan berbahaya" bagi Presiden AS Donald Trump untuk menyebut pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "diktator".
"Yang benar adalah bahwa Volodymyr Zelensky adalah kepala negara terpilih Ukraina," kata Scholz kepada situs berita Spiegel.
Sebelumnya pada hari Rabu Trump menyebut Zelensky sebagai "seorang diktator tanpa pemilihan umum".
Masa jabatan lima tahun Zelensky berakhir tahun lalu tetapi hukum Ukraina tidak mewajibkan pemilihan umum selama masa perang.
Scholz mengutuk segala upaya "untuk menyangkal legitimasi demokratis Presiden Zelensky".
"Fakta bahwa pemilihan umum yang layak tidak dapat diadakan di tengah perang tercermin dalam konstitusi dan hukum pemilihan umum Ukraina," katanya.
Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock juga membalas komentar Trump, menyebutnya "tidak masuk akal".
"Jika Anda melihat dunia nyata, bukan sekadar mencuit, maka Anda tahu siapa di Eropa yang harus hidup dalam kondisi kediktatoran: orang-orang di Rusia, orang-orang di Belarus," kata Baerbock kepada penyiar ZDF.
Sebelumnya, Berlin juga telah menepis klaim Trump bahwa Kyiv telah "memulai" pertempuran.
"Tidak seorang pun kecuali Putin yang memulai atau menginginkan perang ini di jantung Eropa," kata Baerbock dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa "kami bekerja dengan sekuat tenaga untuk semakin memperkuat Ukraina".