Namun, Trump juga memperingatkan risiko eskalasi perang jika NATO benar-benar menempatkan pasukannya di Ukraina.
“Ini bisa berakhir menjadi Perang Dunia Ketiga. Begitu Eropa mulai mengirim pasukan, tiba-tiba kita bisa berada di tengah perang global,” katanya.
Menanggapi kemungkinan penempatan pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara Eropa, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan bahwa Moskow tidak akan menerima kehadiran militer NATO di Ukraina.
“Kehadiran pasukan bersenjata, dengan bendera apapun, tidak akan mengubah apapun. Ini sepenuhnya tidak dapat diterima,” tegas Lavrov.
Di sisi lain, Trump kembali mengklaim bahwa seandainya ia menjabat sebagai Presiden AS pada tahun 2022, ia bisa saja mencapai kesepakatan damai lebih cepat dan menghindari perang berkepanjangan di Ukraina.
Pernyataan ini semakin memperkuat pandangan bahwa kebijakan luar negeri Trump dalam periode keduanya akan lebih fokus pada negosiasi langsung dengan Rusia, meski mendapat kritik dari sekutu-sekutunya di Eropa.