Elon Musk Ungkap Reaksi Teman-temannya jika Mendengar Nama Donald Trump

Bella Suara.Com
Rabu, 19 Februari 2025 | 16:14 WIB
Elon Musk Ungkap Reaksi Teman-temannya jika Mendengar Nama Donald Trump
Donald Trump dan Elon Musk (instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam wawancara bersama di Fox News pada Selasa malam, Elon Musk memberikan pujian tinggi kepada Presiden Donald Trump. Dalam percakapan yang penuh sanjungan dengan pembawa acara Sean Hannity, Musk menegaskan bahwa dirinya mendukung penuh kepemimpinan Trump dan mengaku telah menjalin hubungan erat dengan sang presiden.

"Saya mencintai presiden, saya hanya ingin memperjelas itu. Saya pikir Presiden Trump adalah orang baik," ujar Musk.

Ia juga mengecam media yang dinilainya terus menyerang Trump secara tidak adil.

Kedekatan antara Trump dan Musk menjadi sorotan publik, terutama setelah keduanya semakin sering bekerja sama dalam pemerintahan baru. Musk bahkan menyebut dirinya sebagai sahabat dekat Trump.

Baca Juga: Trump Akan Pertahankan Sanksi Rusia hingga Ada Solusi untuk Ukraina

Dalam wawancara tersebut, Musk juga menyinggung bagaimana pandangan publik terhadap dirinya telah berubah drastis sejak ia menyatakan dukungan untuk Trump.

"Dulu saya dipuja oleh kalangan kiri, tetapi sekarang tidak lagi," ujarnya sambil menyebut istilah Trump Derangement Syndrome—kondisi yang ia samakan dengan rabies, di mana seseorang menjadi tidak rasional saat mendengar nama Trump.

Ia kemudian menceritakan pengalaman pribadi saat menghadiri makan malam bersama teman-temannya.

"Saat saya menyebut nama presiden, tiba-tiba suasana berubah drastis. Seperti mereka terkena suntikan adrenalin dan langsung bereaksi seperti zombie," kata Musk, sembari menirukan gerakan tangan menyerupai zombie, yang disambut tawa Trump dan Hannity.

Hannity pun menambahkan bahwa hubungan keduanya terasa seperti dua saudara yang sedang berbincang.

Baca Juga: Klaim Mengejutkan dari Kremlin! Trump Beri 'Lampu Hijau' Rusia Serang Inggris?

Di tengah kedekatan Musk dan Trump, muncul kekhawatiran mengenai besarnya pengaruh Musk dalam pemerintahan. Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah peran Musk dalam Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga baru yang bertujuan meningkatkan efisiensi birokrasi pemerintahan.

Beberapa kebijakan DOGE yang mengakibatkan pemangkasan besar-besaran di berbagai lembaga federal telah menuai kritik tajam. Oposisi menuduh bahwa PHK massal terhadap pegawai federal serta penghentian alokasi dana yang telah disetujui oleh Kongres merupakan tindakan yang melanggar hukum.

Selain itu, beberapa perintah eksekutif Trump terkait DOGE telah dihentikan sementara oleh hakim federal, termasuk akses DOGE terhadap data sensitif dari Departemen Keuangan.

Di tengah kontroversi tersebut, Gedung Putih berusaha meredam kekhawatiran dengan menegaskan bahwa Musk bukanlah pemimpin DOGE, melainkan hanya seorang penasihat senior bagi Presiden Trump.

"Elon Musk bukan pegawai DOGE dan tidak memiliki kewenangan langsung untuk mengambil keputusan pemerintahan," ujar Joshua Fisher, Direktur Kantor Administrasi Gedung Putih, dalam dokumen pengadilan.

Pernyataan ini diajukan dalam rangka membela pemerintahan Trump dari gugatan beberapa negara bagian yang menuding Musk memiliki kekuasaan yang terlalu besar tanpa melalui proses pemilihan atau persetujuan Senat.

Namun, hingga kini, identitas kepala DOGE masih belum diungkap secara resmi, meskipun Musk kerap mempromosikan kerja lembaga tersebut di media sosialnya.

Sementara itu, pemerintah Trump tengah bersiap menghadapi gelombang pemecatan besar-besaran terhadap pegawai federal, yang diperkirakan akan semakin memanaskan ketegangan politik di Washington.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI