Suara.com - Nama dan karier Dahlan Iskan menjadi perbincangan publik seiring dengan trendingnya kata kunci "Danantara" di media sosial X. Perbincangan ini mengaitkan Dahlan dengan tulisan-tulisannya mengenai Sovereign Wealth Fund (SWF) di Indonesia, termasuk platform Otoritas Investasi Nusantara yang sempat diwacanakan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dahlan Iskan merupakan sosok yang dikenal luas di Indonesia sebagai seorang jurnalis, pengusaha, dan mantan pejabat negara. Sebagai tokoh yang berpengaruh di dunia bisnis dan media, Dahlan Iskan memiliki rekam jejak yang panjang dalam kariernya. Berikut ulasan selengkapnya.
Profil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan lahir di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sayangnya, orang tuanya tidak mengingat tanggal pasti kelahirannya. Oleh karena itu, Dahlan memilih 17 Agustus 1951, yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, sebagai tanggal ulang tahunnya.
Baca Juga: Luhut Bilang Semua Orang Akan Terkejut dengan Danantara
Masa kecilnya di Desa Kebon Dalem tidak dilalui dengan kemewahan. Ia merupakan anak dari pasangan Lisnah dan Mohamad Iskan, yang bekerja sebagai buruh serabutan dan pengrajin batik. Dahlan memiliki tiga saudara kandung, yaitu Khosyatun, Ahmad Zainuddin Iskan, dan Sofwati. Sejak kecil, ia hidup dalam keterbatasan ekonomi, bahkan untuk membeli alas kaki pun tidak memiliki uang.
Namun, kondisi sulit yang dialaminya justru membentuknya menjadi pribadi yang tangguh. Meski berasal dari keluarga sederhana, Dahlan Iskan berhasil mengubah nasibnya hingga meraih kesuksesan sebagai seorang self-made millionaire di industri media massa.
Perjalanan Karier
Dahlan Iskan mengawali kariernya sebagai calon reporter di sebuah surat kabar kecil di Samarinda pada 1975. Setahun kemudian, ia bergabung dengan majalah Tempo sebagai wartawan. Kiprahnya semakin berkembang saat ia dipercaya memimpin surat kabar Jawa Pos pada 1982.
Di bawah kepemimpinannya, Jawa Pos yang hampir mati dengan oplah hanya 6.000 eksemplar, berhasil bangkit hingga mencapai 300.000 eksemplar dalam lima tahun.
Baca Juga: Kronologi Kasus Mega Korupsi 1MDB yang Guncang Malaysia, Publik Khawatir Nasib Danantara
Keberhasilannya mengembangkan Jawa Pos berlanjut dengan pembentukan Jawa Pos News Network (JPNN), jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan.
Selain itu, ia juga mendirikan Graha Pena, gedung pencakar langit di Surabaya dan Jakarta, serta meluncurkan stasiun televisi lokal seperti JTV, Batam TV, dan Riau TV.
Pada 2018, Dahlan mendirikan platform media Disway.id, sebuah portal berita yang banyak menampilkan tulisannya terkait isu-isu ekonomi, politik, dan investasi, termasuk tentang Otoritas Investasi Nusantara yang kini dikaitkan dengan Danantara.
Terjun ke Dunia Bisnis dan Pemerintahan
Selain di dunia jurnalistik, Dahlan juga terlibat dalam bisnis dan pemerintahan. Ia pernah menjadi Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC), perusahaan yang membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) sepanjang 4.300 kilometer yang menghubungkan Surabaya dan Hong Kong.
Pada akhir 2009, ia diangkat sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menggantikan Fahmi Mochtar. Kepemimpinannya di PLN dikenal dengan berbagai gebrakan seperti gerakan sehari sejuta sambungan listrik dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai pulau di Indonesia.
Setelah hampir dua tahun memimpin PLN, pada 19 Oktober 2011, Dahlan ditunjuk sebagai Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar dalam reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II.
Meski dikenal sebagai tokoh inovatif, Dahlan Iskan juga pernah tersandung beberapa kasus hukum. Pada 2015, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan 21 gardu induk PLN. Namun, gugatan praperadilannya dikabulkan dan ia dinyatakan tidak bersalah.
Selain itu, pada 2017, ia juga terseret dalam kasus pengadaan mobil listrik yang dianggap tidak melalui proses tender sesuai aturan. Meskipun sempat mengajukan gugatan praperadilan, permohonannya ditolak oleh pengadilan.
Danantara dan Keterkaitan dengan Otoritas Investasi Nusantara Menurut Dahlan Iskan
Keterkaitan Dahlan Iskan dengan Danantara mencuat kembali saat trending di X. Banyak warganet yang mengutip tulisan-tulisannya mengenai SWF dan Otoritas Investasi Nusantara yang pernah diwacanakan di era Jokowi, dengan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai penggeraknya. Dalam salah satu tulisannya di Disway.id pada 2020, Dahlan mewawancarai Luhut terkait rencana Indonesia membentuk SWF.
Ia menjelaskan bahwa konsep SWF lazim digunakan oleh negara-negara yang memiliki surplus dana, seperti Temasek di Singapura atau China Investment Corporation (CIC) di Tiongkok. Namun, ia juga mengkritisi penerapan SWF di Indonesia yang dinilai belum memiliki cadangan dana besar untuk menopang skema tersebut.
Menurutnya, kondisi keuangan Indonesia saat itu masih defisit dan bergantung pada pinjaman, sehingga ia mempertanyakan sumber dana yang akan digunakan untuk membentuk SWF ini. Demikianlah informasi terkait jejak karier Dahlan Iskan.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas