PDIP Kritik Polisi Represif Bubarkan Demo Pelajar di Papua: Mereka Butuh Tempat Belajar Daripada Makan

Selasa, 18 Februari 2025 | 19:39 WIB
PDIP Kritik Polisi Represif Bubarkan Demo Pelajar di Papua: Mereka Butuh Tempat Belajar Daripada Makan
Sejumlah massa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jayapura, Papua, dikabrkan terlibat bentrok dengan aparat kepolisian, Senin (17/2/2025). (tangkap layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun merespons peristiwa bentrokan yang terjadi antara sejumlah pelajar SMA dengan aparat kepolisian dalam aksi penolakan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Wamena, Papua Pegunungan, Selasa (17/2/2025).

Ia mengkritik penanganan aksi yang seharusnya dilakukan aparat kepolisan dengan cara yang lebih persuasif.

“Jadi sebenarnya aparat tidak perlu menangani itu secara represif, cukup pendekatan yang baik,” kata Komarudin di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

Menurutnya, apabila pelajar di Papua lebih menginginkan pendidikan dibandingkan program makan bergizi gratis,  maka hal itu merupakan hal yang wajar.

Baca Juga: Pelajar Papua Demo Tolak MBG, Mensesneg Ungkap Strategi Baru Prabowo: Jangan Dipelintir!

Pemerintah seharusnya memahami bahwa Masyarakat Papua saat ini mungkin lebih membutuhkan ruang kelas yang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar dibandingkan dengan makan bergizi.

Kemungkinan besar,  menurut Komarudin, masyarakat Papua masih bisa untuk sekedar makan dan minum secara layak tanpa adanya program MBG dari pemerintah.

“Mereka butuh tempat belajar yang positif. Makan minum mereka, orang tua bisa kasih makan,” katanya.

"Berarti kan tidak kekurangan gizi juga kan? Yang mereka butuh, mereka menuntut sekarang ruang kelas yang bagus," katanya.

Komarudin mengatakan, tidak mungkin tingkat pendidikan Papua bakal sejajar dengan wilayah lainnya jika anak sekolah di sana harus belajar dengan keterbatasan.

Baca Juga: Respons Demo Tolak MBG, Kepala BGN: Kami Hormati dan Tidak Memaksakan

“Karena memang dikasih perut kenyang baru belajar di bawah pohon kan susah juga,” katanya.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023). (Suara.com/Bagaskara)
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023). (Suara.com/Bagaskara)

Sebelumnya,  Yayasan LBH Indonesia (YLBHI) menyampaikan bentrokan bermula saat massa SMA menggelar aksi demonstrasi. Adapun tuntutan mereka adalah agar pemerintah memberikan pendidikan gratis di Bumi Cendrawasih.

"Kami mendapatkan kabar dari @LbhPapua bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Atas di Jayapura melakukan aksi demonstrasi pagi ini, untuk menuntut pendidikan gratis di Papua," tulis akun x @YLBHI dikutip Suara.com, Senin (17/2/2025).

YLBHI mengatakan aksi yang dibubarkan aparat membuat massa pelajar marah. Adapun dalih polisi membubarkan aksi ini karena tidak berizin.

"Sayangnya, aksi ini dibubarkan oleh pihak kepolisian dengan dalih tak berizin," katanya.

Dalam video yang dilihat Suara.com, aparat tampak menenteng gas air mata dan dilengkapi tameng. Aparat itu nampak menembakkan gas air mata ke arah massa.

Rasa perih dari gas air mata aparat kepolisian ini bahkan membuat warga di sekitar lokasi merasakan perih pada bagian matanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI