Suara.com - Politisi Sudirman Said menilai bahwa coretan hingga gerakan soal ‘Adili Jokowi’ adalah cara rakyat menyampaikan kegelisahannya.
Meski demikian pihaknya mengatakan bahwa tidak ingin mengambil kesimpulan begitu saja soal adanya seruan Adili Jokowi.
“Saya tidak menyimpulkan bahwa patut atau tidak diadili,” sebut Sudirman.
“Tapi saya hanya ingin memberikan perspektif lain,” tambahnya.
Mantan Menteri ESDM ini mengatakan bahwa wajar saja rakyat memberontak, lantaran Lembaga-lembaga negara kini sudah tidak dipercayainya lagi.
“Kata orang bijak, suara rakyat adalah suara Tuhan. Tapi mungkin juga bisa jadi evaluasi, sayangnya kini lembaga-lembaga negara sedang kehilangan kredibilitas di mata masyarakat,” ujarnya.
Sudirman menilai bahwa jabatan orang penting yang pernah disematkan pada nama Jokowi seharusnya tidak berpengaruh tinggi jika memang kesalahannya bisa dibuktikan.
“Pertanyaannya apakah patut, apakah wajar, apakah proper seorang mantan pemimpin itu diadili?,” serunya.
“Saya kira orang banyak berpendapat bahwa sebagai pembelajaran, sebagai proses bernegara yang baik. Kalau mau menegakkan keadilan seharusnya siapapun yang dipandang bersalah harus melalui proses pengadilan,siapapun termasuk mantan presiden,” tambahnya.
Baca Juga: Sudah Kirim Surat Panggilan, KPK Jadwalkan Pemeriksaan Hasto PDIP Kamis 20 Februari
Sudirman mengatakan bahwa seruan ini bukan semata-mata soal tidak suka dan semacamnya, melainkan cara rakyat memperjuangkan negara tercintanya.
“Bukan karena tidak suka, tapi karena cinta negara, cinta bangsa, cinta rakyat karena itu proses-proses yang baik termasuk pengadilan harus ditempuh. Dalam Sejarah tidak ada bangsa Tangguh yang lembek tata hukumnya, tidak ada bangsa yang hebat yang membiarkan kekeliruan pemimpinnya dibiarkan tanpa hukuman,” urainya.
“Ini menjadi pertimbangan apakah Presiden Jokowi perlu diadili atau tidak,” tandasnya.
Kontributor : Kanita