Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PKB, Zainul Munasichin, menilai adanya aksi unjuk rasa siswa di Papua yang menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi terkait program tersebut.
"Menurut saya demo siswa ini kemungkinan besar karena belum masifnya sosialisasi tentang program makan bergizi gratis yang bisa diterima secara utuh oleh masyarakat, apalagi di daerah-daerah luar Jawa dan kabupaten yang selama ini mungkin akses informasinya masih sangat terbatas," kata Zainul kepada Suara.com, Selasa (18/2/2025).
Ia mengatakan, adanya demo tersebut harus direspons dengan bijak. Menurutnya, Badan Gizi Nasional atau BGN perlu menambah intensitas untuk sosialisasi program MBG.
"Menurut saya perlu direspon dengan sangat bijak misalnya begini, BGN mungkin perlu menambah intensitas atau frekuensi atau daya jangkau dari sosialisasi program ini ke masyarakat termasuk kepada pihak sekolah, kepada siswa, kepada masyarakat pada umumnya agar tidak terjadi mispersepsi atau salah paham," katanya.
Baca Juga: Aksi Pelajar Nabire Tolak MBG: 48 Siswa Diamankan Polisi, Kapolres Sebut Ada Provokator
Untuk itu, kata dia, adanya aksi siswa yang menolak tersebut tak perlu direspons berlebihan.
"Jadi menurut saya tidak perlu juga direspons secara berlebihan, bikin saja sosialisasi yang menjangkau banyak orang, banyak pihak," pungkasnya.
Pelajar Demo di Papua
Sebelumnya sejumlah massa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Wamena, Jayapura, Papua, dikabarkan terlibat bentrok dengan aparat kepolisian, Senin (17/2/2025). Massa disebut menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Yayasan LBH Indonesia (YLBHI) menyampaikan bentrokan bermula saat massa SMA menggelar aksi demonstrasi. Adapun tuntutan mereka adalah agar pemerintah memberikan pendidikan gratis di Bumi Cendrawasih.
Baca Juga: Pelajar Demo Tolak Makan Bergizi Gratis di Papua, Istana: Jangan Halangi Hak yang Lain!

"Kami mendapatkan kabar dari @LbhPapua bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Atas di Jayapura melakukan aksi demonstrasi pagi ini, untuk menuntut pendidikan gratis di Papua," tulis akun x @YLBHI dikutip Suara.com, Senin.
YLBHI mengatakan aksi yang dibubarkan aparat membuat massa pelajar marah. Adapun dalih polisi membubarkan aksi ini karena tidak berizin.
"Sayangnya, aksi ini dibubarkan oleh pihak kepolisian dengan dalih tak berizin," katanya.
Dalam video yang dilihat Suara.com, aparat tampak menenteng gas air mata dan dilengkapi tameng. Aparat itu nampak menembakkan gas air mata ke arah massa.
Rasa perih dari gas air mata aparat kepolisian ini bahkan membuat warga di sekitar lokasi merasakan perih pada bagian matanya.