Ketegangan Timur Tengah Memuncak: Hizbullah Ancam Israel Jelang Tenggat Waktu Penarikan Mundur Pasukan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 18 Februari 2025 | 06:42 WIB
Ketegangan Timur Tengah Memuncak: Hizbullah Ancam Israel Jelang Tenggat Waktu Penarikan Mundur Pasukan
Adu kekuatan militer Hizbullah vs Israel. [Wikipedia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perang Gaza telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, memicu kekerasan di Yaman dan Lebanon, tempat Iran mendukung kelompok operator.

Israel terlibat dalam perang terkait dengan sekutu Hamas di Lebanon, Hizbullah, yang melemahkannya secara drastis sebelum gencatan senjata mulai berlaku pada 27 November.

Pasukan Israel seharusnya mundur dalam jangka waktu 60 hari, tetapi kemudian diperpanjang hingga 18 Februari.

Pimpinan Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada hari Minggu bahwa "Israel harus mundur sepenuhnya" pada batas waktu hari Selasa.

Baca Juga: Uni Eropa Desak Israel Pulangkan Warga Gaza yang Terusir dari Rumahnya

Sumber keamanan Lebanon mengatakan bahwa serangan Israel di kota selatan Sidon pada hari Senin menewaskan Mohammed Shahine, seorang komandan unit militer dari Hamas. Militer Israel mengklaim serangan tersebut, menuduh Shahine merencanakan serangan.

Ada juga serangan langsung terbatas oleh Iran dan Israel terhadap satu sama lain.

Rubio menyebut Iran sebagai "satu-satunya sumber ketidakstabilan terbesar di kawasan".

Netanyahu mengatakan bahwa dengan dukungan pemerintahan Trump, Saya tidak ragu bahwa kita dapat dan akan menyelesaikan pekerjaan melawan Iran.

Iran pada hari Senin mengecam pernyataan Netanyahu, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

Baca Juga: Ketegangan Meningkat: Israel Perluas Operasi Militer di Lebanon Selatan

Serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel mengakibatkan kematian 1.211 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Kampanye pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 48.271 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI