Visi Trump untuk Gaza: Akankah Picu Pelanggaran Hukum Internasional?

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 18 Februari 2025 | 06:36 WIB
Visi Trump untuk Gaza: Akankah Picu Pelanggaran Hukum Internasional?
Kondisi di Gaza akibat serangan Israel kepada Hamas. [ANTARA/Anadolu/py/am]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah kesempatan mengatakan dia berbicara dengan Menlu AS Rubio tentang "visi berani Trump untuk masa depan Gaza", yang menurut para ahli akan melanggar hukum internasional, dan tentang cara untuk "memastikan visi itu menjadi kenyataan".

Hamas dan Israel sedang melaksanakan fase pertama gencatan senjata selama 42 hari, yang tampaknya hampir runtuh minggu lalu.

"Pertempuran dapat berlanjut kapan saja. Kami berharap ketenangan akan terus berlanjut dan Mesir akan menekan Israel untuk mencegah mereka memulai kembali perang dan menggusur orang-orang," kata Nasser al-Astal, 62 tahun, seorang pensiunan guru di Khan Yunis, Gaza selatan.

Sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari, total 19 sandera Israel telah dibebaskan dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.

Baca Juga: Ketegangan Meningkat: Israel Perluas Operasi Militer di Lebanon Selatan

Dari 251 orang yang ditangkap dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang, 70 orang masih berada di Gaza, termasuk 35 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Keluarga para sandera yang masih berada di Gaza pada hari Senin memperingati 500 hari penahanan mereka, dengan memegang foto-foto orang yang mereka cintai dan spanduk bertuliskan "Pulang Sekarang" saat puluhan orang berbaris menuju kediaman Netanyahu di Yerusalem.

"Mata saya perih karena air mata yang telah saya tumpahkan selama 500 hari terakhir," kata Einav Tzangauker, yang putranya Matan termasuk di antara mereka yang ditahan di Gaza.

Saat berbicara di hadapan anggota parlemen, ia memohon kepada mereka untuk "melakukan segala yang mungkin untuk membawa putra saya Matan dan para sandera lainnya pulang dalam keadaan hidup".

Dalam sebuah pernyataan, Rubio menyerukan agar semua tawanan yang tersisa segera dibebaskan.

Baca Juga: Pertemuan Trump dengan Putin di Depan Mata, Akankah Perang Ukraina Berakhir?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI