Di dalam pameran, pengunjung dapat melihat berbagai poster perlawanan, seperti "ATR dan Pengadilan Tempat Praktek Mafia Tanah!", "Bara-Baraya Menolak Tergusur!", dan "Hidup Mati di Tanah Sendiri."
Selain itu, ada juga poster perjuangan warga Pancoran yang berbunyi "Pancoran Jaga Lahan, Lawan Tirani! Usir Pertamina dari Gang Buntu Dua", serta poster bergambar siluet Ahok bertuliskan "Pemuda Penggusur."
![Pameran Bara-baraya digelar di Gedung YLBHI Jakarta, Senin (17/2/2025). [Suara.com/Kayla]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/17/31024-pameran-bara-baraya.jpg)
Tak hanya arsip dan poster, pameran ini juga menayangkan video dokumentasi perjuangan warga, mulai dari bentrokan dengan aparat hingga aksi solidaritas.
Salah satu elemen yang menarik perhatian adalah pajangan busur, yang menjadi simbol perlawanan warga Bara-Baraya.
"Yang menarik adalah bagaimana warga membangun kekuatan, termasuk memanfaatkan busur sebagai bentuk perlawanan terhadap pihak yang seharusnya menerimanya," ujarnya.
Pameran ini juga bertujuan menunjukkan bagaimana aparat justru menjadi alat represi terhadap rakyat kecil, alih-alih melindungi.
Pameran ini dibuka hingga Jumat, 21 Februari 2025, dan akan diadakan pameran patung karya pemahat Dolorosa Sinaga berjudul "We Will Fight", yang mengangkat perjuangan perempuan dalam menghadapi konflik penggusuran.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina
Baca Juga: Warga Bara-Baraya Mengadu ke Komnas Perempuan, Diintimidasi Aparat: Hak Kami Dirampas!