Suara.com - Imam Masjid pertama di dunia yang secara terbuka menyatakan dirinya gay, Muhsin Hendricks, telah tewas ditembak di dekat kota selatan Gqeberha.
Polisi Afrika Selatan melaporkan bahwa peristiwa tragis itu terjadi saat Hendricks berada di dalam mobil bersama beberapa orang pada hari Sabtu.
Sebuah kendaraan mendadak menghalangi jalan keluar mereka, dan dua tersangka tidak dikenal keluar dari kendaraan tersebut dengan wajah tertutup.
Mereka melepaskan beberapa tembakan ke arah kendaraan, yang mengakibatkan kematian Hendricks yang duduk di bagian belakang kendaraan.
Baca Juga: Tak Ada Perlawanan! 3 Anggota TNI Kasus Penembakan Bos Rental Pasrah Didakwa Pasal Berlapis
Seorang juru bicara kepolisian dari Eastern Cape mengonfirmasi bahwa video di media sosial yang menunjukkan insiden itu adalah autentik. Motif di balik pembunuhan ini masih belum diketahui dan sedang diselidiki secara intensif.
Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans, dan Interseks Internasional (ILGA World) mengutuk keras pembunuhan ini dan menyerukan pihak berwenang untuk menyelidiki sebagai kejahatan kebencian.
Muhsin Hendricks, yang mengelola Masjid Masjadul Ghurbhh di Cape Town, dikenal luas karena upayanya dalam menyediakan tempat ibadah yang aman bagi komunitas Muslim queer dan perempuan terpinggirkan.
Pada tahun 2011, ia mendirikan masjid Al-Ghurbaah di Wynberg setelah mendengar ceramah yang menghina homoseksualitas, dengan tujuan untuk menciptakan ruang aman bagi mereka yang seringkali dihakimi dalam masyarakat.
Hendricks, yang aktif dalam advokasi LGBTQ+, mengumumkan orientasi seksualnya sebagai gay pada tahun 1996 dan sejak itu menjadi sosok penting dalam komunitasnya. Meskipun menghadapi ancaman dan disarankan untuk menyewa pengawal, Hendricks tetap teguh dalam prinsipnya bahwa kebutuhan untuk menjadi otentik lebih besar daripada rasa takut untuk mati.
Baca Juga: Mendagri Malaysia: 5 WNI yang Ditembak Diduga Terlibat Jaringan Narkoba dan Senjata
Investigasi atas kematian Muhsin Hendricks masih berlanjut, dan pihak berwenang mengajak masyarakat yang memiliki informasi untuk segera melapor.