Suara.com - Aparat bersenjata dikritik telah berlebihan karena melayangkan tembakan kepada sejumlah siswa SMA di Wamena, Jayapura, Papua, yang melakukan aksi demonstrasi menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai bahwa tindakan aparat yang menggunakan kekerasan dan gas air mata untuk membubarkan aksi demonstrasi termasuk pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat dan hak untuk menyampaikan aspirasi yang dijamin oleh konstitusi.
"Kami juga menyesalkan adanya laporan mengenai siswa yang dipukul dan ditahan oleh aparat kepolisian," kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matarji dalam keterangannya kepada Suara.com, Senin (17/2/2025).
Pemerintah dikritik tidak memedulikan tuntutan dan kebutuhan siswa di Papua yang telah beberapa kali layangkan protes penolakan program MBG karena meminta lebih diprioritaskan program pendidikan.
Baca Juga: Aksi Pelajar Nabire Tolak MBG: 48 Siswa Diamankan Polisi, Kapolres Sebut Ada Provokator
Ubaid menyebutkan kalau program MBG memang bukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pendidikan di Papua.
"Kami percaya bahwa pendidikan adalah hak segala warga negara, tanpa terkecuali. Oleh karena itu, kami menuntut pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkan pendidikan bebas biaya dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnyamendesak untuk bisa diterapkan di Papua," katanya.
JPPI meminta agar pemerintah mengusut tindakan represif aparat kepolisian terhadap siswa yang melakukan aksi demonstrasi pada Senin (17/2/2025) pagi tadi.
Selain itu, mendesak polisi agar membebaskan siswa yang ditahan tanpa syarat.
Sebelumnya, Yayasan LBH Indonesia (YLBHI) menyampaikan bentrokan bermula saat sejumlah siswa SMA menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut pemerintah berikan pendidikan gratis di Papua.
"Kami mendapatkan kabar dari @LbhPapua bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Atas di Jayapura melakukan aksi demonstrasi pagi ini, untuk menuntut pendidikan gratis di Papua," tulis akun x @YLBHI dikutip Suara.com, Senin.
YLBHI mengatakan aksi yang dibubarkan aparat membuat massa pelajar marah. Adapun dalih polisi, membubarkan aksi tersebut karena disebut tidak memiliki izin.
Dalam video yang dilihat Suara.com, aparat tampak menenteng gas air mata dan dilengkapi tameng. Aparat itu nampak menembakkan gas air mata ke arah massa.