Lokasi Digembok, Pentas Teater 'Wawancara dengan Mulyono' di ISBI Bandung Batal Digelar, Rektor Bilang Begini

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 17 Februari 2025 | 16:11 WIB
Lokasi Digembok, Pentas Teater 'Wawancara dengan Mulyono' di ISBI Bandung Batal Digelar, Rektor Bilang Begini
Lokasi Digembok, Pentas Teater 'Wawancara dengan Mulyono' di ISBI Bandung Batal Digelar. (bidik layar video)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pentas teater bertajuk 'Wawancara dengan Mulyono' oleh Teater Payung Hitam yang dijadwalkan digelar di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung batal digelar. Informasinya, lokasi pentas digembok oleh pihak kampus.

Sesuai jadwal, pentas teater itu digelar pada Sabtu (15/2/2025). Namun pada akhirnya batal dilaksanakan, puluhan orang yang hendak menyaksikan pentas teater itu pun kecewa.

Informasi pembatalan pentas teater itu, salah satunya diunggah oleh sastrawan sekaligus sosiolog Okky Madasari di akun X pribadinya.

"Pementasan teater "Wawancara dengan Mulyono" di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung dipaksa batal karena tempat acara digembok," tulisnya sebagaimana dipantau, Senin (17/2/2025).

Baca Juga: Prediksi Ada People Power, Amien Rais Kasih Saran Atasi Rakyat Marah: Prabowo harus Tahan Bapaknya Fufufafa

"Pernyataan resmi Rektor ISBI mengonfirmasi kedangkalan berpikir, sensor yang sewenang-wenang di kampus. Kampus seni," tambah dia.

Sementara dalam keterangan dikutip, Senin, kreator sekaligus Sutradara teater 'Wawancara dengan Mulyono', Rachman Subur mengatakan, pementasan yang dijadwalkan pada hari Sabtu itu batal dilaksanakan karena lokasi acara mendadak digembok.

Dalam keterangannya, Rachman menyebut pentas itu diselenggarakan untuk merayakan 43 tahun perjalanan kreatifnya. Namun dia menyebutkan, saat akan mempersiapkan penyelenggaraan teater, pintu lokasi acara tiba-tiba tergembok. Diduga dilakukan oleh pihak rektorat ISBI Bandung.

Meskipun pentas 'Wawancara dengan Mulyono' batal digelar, dia tetap meluncurkan buku monolog pada malam tersebut. Rachman menuturkan sebelum penggembokan tempat pentas pada hari-H tersebut, baliho penyelenggaraan teater 'Wawancara dengan Mulyono' dan peluncuran buku monolog sudah dua kali diturunkan diduga oleh pihak ISBI.

Klarifikasi Rektorat ISBI Bandung

Baca Juga: Amien Rais Sebut IKN Karya Terburuk Jokowi : Bakal Jadi Kota Hantu

Terkait peristiwa itu, lewat siaran pers yang diunggah di akun X ISBI Bandung, Rektor ISBI, Retno Dwimarwati memberikan klarifikasi. Dia mengatakan, sebelumnya Rachman Sabur selaku sutradara teater telah meminta izin secara lisan terkait rencana acara itu.

"Ketika Pak Rahman Sabur meminta izin secara lisan pada Ketua Jurusan Fathul A. Husein untuk kegiatan pertunjukan tersebut, Pak Fathul menolak dan Pak Rahman merespons dengan nada tidak puas," kata Retno dalam siaran persnya yang dikutip, Senin (17/2/2025).

Pada 9 Januari 2025, Retno menyebut terdapat surat kerja sama peminjaman studio teater yang ditujukan kepada Irwan Jamal selaku kepala studio teater. Namun surat itu tidak ditanggapi karena tidak ada kapasitas Irwan Jamal untuk menjawab dan sudah ditolak oleh ketua jurusan sebagai atasannya.

Kemudian pada 24 Januari 2025, dilakukan obrolan secara informal pada ketika informasi tentang pertunjukan tersebut tersebar di beberapa media sosial, WA grup dan status WA.

"Obrolan tersebut dilakukan oleh Kepala Biro dengan saudara Irwan Guntari (Ketua IA ISBI Bandung), Moch Wail dan Tony Supartono (pemain), dengan hasil dari pembicaraan untuk memindahkan lokasi pertunjukan karena sebagai institusi Perguruan tinggi, kami harus netral dari kepentingan politik dan kegiatan yang berbasis SARA," jelasnya.

"Bahkan kami telah mengingatkan Pak Tony sebagai ASN dan Moh Wail tentang tidak boleh melakukan kegiatan yang secara terang-terangan menyerang pada golongan tertentu serta kegiatan yang berbasis SARA apalagi di lingkungan kampus," sambungnya.

Namun menurut Retno, Rahman Sabur tetap melakukan latihan dan menguasai studio serta mempublikasikan poster kegiatan lewat media sosial tertanggal 25 Januari 2025, dengan gambar Joko Widodo (Presiden ke-7).

"Kami berusaha kembali mengingatkan tentang bahaya pertunjukan yang mengandung unsur insinuasi terhadap mantan presiden dan akhirnya poster diubah menjadi gambar Tony Broer (pelakon teater) seperti yang terlihat hingga hari ini," kata Retno.

Pada 30 Januari 2025 lanjut Retno, ISBI Bandung melalukan konfirmasi secara formal kepada Tony Supartono dan Moh. Wail yang kemudian berlanjut dalam dialog dengan Irwan Jamal.

Retno menegaskan, sejak awal ISBI Bandung telah menyampaikan keberatan dengan rencana pementasan teater 'Wawancara dengan Mulyono' dan sudah melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan pihak teater. Namun hal itu tidak diindahkan.

"Ketika pemasangan baliho dilakukan oleh pihak KPH (Kelompok Teater Payung Hitam), hal ini memperlihatkan bahwa telah terjadi unsur kesengajaan untuk membahayakan lembaga kami, maka diturunkan. Kepada pihak keamanan kampus kami katakan apabila yang bersangkutan keberatan silakan datang kembali menemui kami," beber Retno.

"Ketika kami mengetahui adanya publikasi video trailer yang telah disebarkan, berarti pertunjukan akan tetap dilakukan," tambah dia.

Retno pun mempertanyakan sikap dari pihak penyelenggara pementasan yang dianggapnya tetap kekeuh melakukan kegiatan di lokasi kampus meski izin yang diajukan ditolak.

Dia juga menjawab pernyataan Rahman Sabur yang menyebut pihak kampus tidak mengeluarkan surat larangan pementasan. Menurut Retno, yang bersangkutan mengajukan izin secara lisan dan kampus tidak bisa memberi jawaban melalui surat.

"Jika menyampaikan izinnya secara lisan, apakah institusi harus bersurat untuk menjawabnya? Ketika rumah kami ditempeli hal yang akan mengganggu kestabilan, dengan adanya kegiatan yang mengandung unsur pro dan kontra, apakah kami tidak punya kewenangan untuk menurunkannya?," tanya Retno.

"Apakah kami tidak boleh menjaga rumah kami dari ekses-ekses negatif yang mungkin terjadi?," lanjutnya.

Retno menegaskan, larangan pementasan teater tersebut akhirnya dilakukan setelah pihaknya melihat hingga H-1 pementasan, latihan tetap dilakukan meski sejak awal ISBI dengan jelas tidak memberikan izin pelaksanaan kegiatan.

"Penggembokan studio teater dilakukan karena sampai hari terakhir tanggal 14 Januari 2025, latihan tetap dilakukan. Sejak dari awal dilakukan mediasi pun sudah tidak diizinkan, dengan alasan-alasan yang sudah diinformasikan sebelumnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI