Sejak awal kampanyenya, Trump berulang kali menyatakan bahwa ia mampu mengakhiri perang Ukraina dalam satu hari jika kembali menjabat sebagai presiden. Namun, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menegaskan bahwa konflik yang telah berlangsung lama dan kompleks ini tidak bisa diselesaikan dalam satu pertemuan saja.
“Proses menuju perdamaian bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dalam satu kali perundingan,” kata Rubio dalam wawancara dengan CBS di sela-sela Konferensi Keamanan Munich.
Meskipun rencana perundingan di Riyadh sudah berjalan, belum jelas apakah Ukraina akan turut serta dalam diskusi ini. Rubio pun mengakui ketidakpastian mengenai delegasi yang akan dikirim oleh Moskow.
“Belum ada yang difinalisasi,” ujarnya.
Selain Witkoff, Penasihat Keamanan Nasional AS Michael Waltz juga diperkirakan akan hadir dalam pembicaraan tersebut.
NATO dan Ukraina Dibuat Terkejut
Dalam perkembangan terbaru, Trump dan Putin dikabarkan telah melakukan panggilan telepon panjang pada Rabu lalu dan sepakat untuk segera memulai negosiasi gencatan senjata. Namun, langkah ini mengejutkan para sekutu NATO serta Kyiv, yang menegaskan bahwa tidak boleh ada keputusan tentang Ukraina tanpa keterlibatan Ukraina.
Rubio mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum ada mekanisme formal untuk mencapai kesepakatan damai.
“Sekarang ini belum ada prosesnya,” kata Rubio setelah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melalui telepon, Sabtu lalu.
Baca Juga: Ancaman Serius, Hizbullah Bongkar Rencana Trump "Musnahkan" Palestina
“Satu panggilan telepon tidak serta-merta menciptakan perdamaian.” lanjutnya.