Ancaman Serius, Hizbullah Bongkar Rencana Trump "Musnahkan" Palestina

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 17 Februari 2025 | 07:05 WIB
Ancaman Serius, Hizbullah Bongkar Rencana Trump "Musnahkan" Palestina
Parade militer pejuang Hizbullah di Lebanon [Foto: Sputniknews.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan paksa penduduk Gaza adalah upaya berbahaya yang bertujuan untuk melenyapkan Palestina dan rakyatnya.

“Posisi Trump terhadap Palestina dan Gaza sangat berbahaya. Mereka bertujuan untuk melenyapkan perjuangan Palestina di tingkat politik. Posisi Trump adalah awal dari proses politik untuk melenyapkan warga Palestina,” kata Sheikh Qassem pada hari Minggu saat ia berpidato pada upacara peringatan para pemimpin gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon yang gugur.

Menurut Sheikh Qassem, presiden AS mengumumkan rencananya untuk memukimkan kembali warga Gaza di negara lain setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu gagal mencapai tujuan perangnya di daerah kantong itu.

Pimpinan Hizbullah memperingatkan bahwa usulan Trump menimbulkan ancaman bagi semua negara Islam dan Arab, dengan mengatakan bahwa diamnya dunia Arab dan masyarakat internasional akan membantu mewujudkan rencana tersebut.

Baca Juga: Tolak Usulan Donald Trump, Mesir Siapkan Rencana Bangun Kembali Gaza

"Kami sangat menentang pemindahan warga Palestina ke lokasi lain di dunia," katanya, mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menolak rencana tersebut.

Ia juga mengatakan Hizbullah siap bekerja sama dengan segala upaya yang bertujuan menghentikan pemindahan warga Palestina.

Pejabat tinggi Hizbullah mengatakan bahwa "hari ini semua yang dilakukan Israel diarahkan oleh Amerika Serikat", menekankan bahwa semua negara, termasuk negara-negara Arab dan Islam, harus menentang rencana Trump.

Presiden AS, yang memulai masa jabatan keduanya hampir sebulan lalu, telah memicu kemarahan internasional dengan mengungkapkan rencananya untuk Gaza pada konferensi pers bersama dengan Netanyahu di Washington pada tanggal 4 Februari.

Meskipun mendapat reaksi keras yang meluas, Trump telah menggandakan usulannya, bahkan menyatakan bahwa warga Palestina yang meninggalkan Gaza tidak akan memiliki hak untuk kembali setelah ia menguasai wilayah tersebut.

Baca Juga: Bom AS Tiba di Israel, Perang di Gaza Makin Memanas?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI