Longsor Maut Tambang Emas di Mali Tewaskan 42 Orang, Diduga Kelolaan Warga Tiongkok

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 17 Februari 2025 | 06:22 WIB
Longsor Maut Tambang Emas di Mali Tewaskan 42 Orang, Diduga Kelolaan Warga Tiongkok
Peta dan Bendera Mali (Unsplash.com/MarkRubens)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tambang emas runtuh di Mali timur, menewaskan puluhan orang dan melukai banyak orang lainnya, menurut televisi Mali dan pejabat di distrik Kéniéba tempat kecelakaan itu terjadi. Ini adalah kecelakaan besar kedua tahun ini di negara Afrika Barat yang berbahasa Prancis itu, yang merupakan salah satu dari tiga produsen emas teratas di Afrika.

Pada Sabtu malam, televisi Mali mengumumkan runtuhnya lokasi di Bilali Koto di komune Dabia, dengan jumlah korban tewas sementara sebanyak 42 orang dan banyak yang terluka.

Prefek Kéniéba, yang mewakili pemerintah di daerah itu, mengonfirmasi insiden tersebut. "Jumlah korban tewas sebanyak 42 orang seharusnya sudah pasti," kata Mohamed Dicko kepada The Associated Press pada hari Minggu.

"Kecelakaan itu terjadi kemarin, Sabtu. Itu adalah tanah longsor di lokasi yang dikelola oleh warga negara Tiongkok," kata pemimpin masyarakat Falaye Sissoko. Dicko mengatakan pihak berwenang masih berusaha memastikan apakah tambang itu beroperasi secara legal.

Baca Juga: NGO Korea-Indonesia Desak Regulasi Ketat Tambang Nikel: Hentikan Perampasan Tanah!

Ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan kecelakaan semacam itu terjadi di Mali. Pada 29 Januari, tanah longsor menewaskan beberapa penambang emas, kebanyakan wanita, di wilayah Koulikoro di selatan negara itu.

Pada Januari tahun lalu, sebuah tambang emas yang tidak diatur runtuh di dekat ibu kota, Bamako, menewaskan lebih dari 70 orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran bahwa keuntungan dari penambangan yang tidak diatur di Mali utara dapat menguntungkan para ekstremis yang aktif di bagian negara itu.

"Emas sejauh ini merupakan ekspor Mali yang paling penting, mencakup lebih dari 80% dari total ekspor pada tahun 2021," menurut Administrasi Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan AS. Dikatakan lebih dari 2 juta orang, atau lebih dari 10% populasi Mali, bergantung pada sektor pertambangan untuk mendapatkan penghasilan.

Penambangan emas tradisional diperkirakan menghasilkan sekitar 30 ton emas per tahun dan mewakili 6% dari produksi emas tahunan Mali.

Baca Juga: Diminta Stop Penambangan Emas, BRMS Klaim Punya Izin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI