Ia menuduh Musk memiliki keterkaitan dengan kelompok sayap kanan dan memiliki kecenderungan supremasi kulit putih.
“Elon Musk bukan hanya Islamofobik, saya yakin dia juga memiliki simpati terhadap supremasi kulit putih dan kelompok sayap kanan,” katanya.
Yousaf juga menyoroti serangan publik Musk terhadap Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan memperingatkan bahwa demokrasi Barat kini menghadapi ancaman kehancuran.
“Jika kita terus membiarkan gelombang kebangkitan sayap kanan yang didorong oleh kebencian terhadap Muslim, jika kita tidak menghadapi mereka yang mendukung, mempengaruhi, dan memperkuatnya seperti Elon Musk, maka saya yakin demokrasi Barat berada dalam ancaman kehancuran total,” ujarnya.
Menurut Yousaf, pengaruh Musk dalam politik merusak sistem demokrasi. Ia mempertanyakan bagaimana demokrasi yang sejati dapat bertahan jika para miliarder memiliki kekuatan untuk memanipulasi pemilu.
“Bagaimana kita bisa memiliki demokrasi yang sesungguhnya ketika oligarki seperti Elon Musk bisa membeli pemilu? Bagaimana kita bisa menyebutnya demokrasi jika orang terkaya di dunia – melalui uang, kekayaan, platform, dan pengaruhnya – dapat menggulingkan atau berusaha menggulingkan kepala pemerintahan yang terpilih secara demokratis?” tanyanya.
Yousaf menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa kebangkitan sayap kanan yang diperkuat oleh Musk merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap demokrasi Barat.