Hizbullah Ancam Serang Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Lebanon

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 13 Februari 2025 | 16:23 WIB
Hizbullah Ancam Serang Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Lebanon
Adu kekuatan militer Hizbullah vs Israel. [Wikipedia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tentara Israel berupaya memperpanjang batas waktu hingga 18 Februari untuk menarik pasukannya dari Lebanon selatan, demikian pernyataan penyiar publik Israel pada hari Rabu, meskipun Beirut menolak dan pihak berwenang telah menghubungi misi diplomatik untuk menekan Israel agar menyelesaikan penarikan pasukannya paling lambat Selasa depan.

Israel mengatakan Amerika Serikat telah mengizinkannya untuk tetap berada di beberapa titik di Lebanon setelah tanggal yang disepakati untuk penarikan penuh, demikian dilaporkan penyiar publik Kan TV, mengutip pejabat senior kabinet.

Namun, kantor kepresidenan Lebanon menepis laporan media yang mengklaim bahwa Lebanon dan Israel telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata setelah Ramadan dan Idul Fitri, yang jatuh pada akhir Maret tahun ini.

"Presiden Joseph Aoun telah berulang kali menekankan desakan Lebanon untuk menarik penuh pasukan Israel dalam batas waktu yang ditetapkan pada 18 Februari," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Israel Tarik Mundur Pasukan dari Tubas, Akankah Kekerasan di Tepi Barat Berakhir?

Media Israel mengungkapkan bahwa "Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Presiden AS Donald Trump untuk menunda penarikan pasukan dari Lebanon sekali lagi." Lebih jauh, ia mengklaim bahwa "Israel memberikan bukti kepada Amerika bahwa tentara Lebanon belum menanggapi pelanggaran Hizbullah."

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Washington pada bulan November, pasukan Israel diberi waktu 60 hari untuk mundur dari Lebanon selatan tempat mereka melancarkan serangan darat terhadap pejuang Hizbullah sejak awal Oktober.

Batas waktu awal telah diperpanjang dari 26 Januari hingga 18 Februari. Seorang pejabat Lebanon dan seorang diplomat asing di Lebanon mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa Israel kini telah meminta untuk tetap berada di lima pos di selatan selama 10 hari lagi.

Akhir-akhir ini, Lebanon telah memberikan tekanan kepada Israel melalui saluran diplomatik untuk menghormati rencana penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan. Pada hari Rabu, Aoun mendesak negara-negara Uni Eropa untuk memberikan tekanan kepada Israel agar menyelesaikan penarikan pasukannya dalam batas waktu yang ditetapkan pada tanggal 18 Februari.

Sementara itu, seorang sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa tentara Lebanon sedang bersiap untuk mengerahkan pasukan, sebelum tanggal 18 bulan ini, di semua desa tempat pasukan pendudukan Israel saat ini ditempatkan.

Baca Juga: Telur Jadi Barang Mewah di AS, Harga Naik 2 Kali Lipat karena Flu Burung?

“Negara Lebanon akan menolak segala perubahan perjanjian gencatan senjata,” kata sumber tersebut, seraya menambahkan bahwa perpanjangan batas waktu 18 Februari adalah “tidak dapat dibenarkan.”

Sumber tersebut menganggap komite internasional bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian tersebut.

Ia menolak untuk mengatakan apa yang akan terjadi jika pasukan pendudukan tetap berada di Lebanon selatan bahkan satu jam setelah batas waktu.

Namun sumber tersebut menambahkan: “Tentara Lebanon akan melaksanakan keputusan apa pun yang akan diambil pemerintah terkait masalah tersebut.”

Sementara itu, pasukan Israel terus mengebom rumah-rumah di desa-desa yang mereka tempati di Lebanon selatan, menghancurkan bangunan-bangunan yang tersisa. Mereka belum menyingkirkan posisi militer mereka sebagai langkah awal penarikan pasukan.

Mantan koordinator pemerintah Lebanon untuk UNIFIL Jenderal Monir Shehadeh mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa jika Israel tidak menarik pasukannya pada 18 Februari, Aoun dan Perdana Menteri Nawaf Salam akan memberikan tekanan kepada para sponsor perjanjian gencatan senjata, khususnya Amerika Serikat dan Prancis.

Pada hari Senin, The Jerusalem Post menulis bahwa AS menyampaikan kepada Israel bahwa pasukannya harus menarik pasukannya dari Lebanon selatan paling lambat 18 Februari, tanpa perpanjangan lebih lanjut terhadap gencatan senjata yang diberikan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes mengatakan kepada surat kabar itu bahwa penarikan pasukan Israel tetap pada jadwal yang ada, dan mereka tidak meminta perpanjangan.

Jika pasukan Israel menolak untuk menghormati perjanjian gencatan senjata, Shehadeh mengatakan Lebanon selatan mungkin akan menyaksikan unjuk rasa rakyat seperti yang terjadi pada akhir batas waktu 60 hari. "Warga sipil akan mencoba memasuki desa-desa yang diduduki dengan dada telanjang," katanya.

Mengenai reaksi Hizbullah terhadap perpanjangan penarikan pasukan, Shehadeh mengatakan: "Perlawanan (Hizbullah) mungkin akan menyerang posisi pendudukan Israel di dalam kota-kota Lebanon."

Namun, katanya, keputusan tersebut akan berdampak negatif, termasuk kembalinya pertempuran antara Israel dan Hizbullah dan pengungsian ribuan penduduk dari rumah mereka.

"Hizbullah tidak menginginkan ini, kecuali jika terseret ke dalam perang baru," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI