"Anda tahu, 75 tahun yang lalu, banyak warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan kehilangannya. Saya rasa mereka tidak ingin melakukannya lagi," katanya.
Sikap Saudi Tetap pada Solusi Dua Negara
Diplomat Saudi itu menegaskan kembali posisi Arab Saudi dalam konflik Israel-Palestina yang konsisten selama beberapa dekade. "Sangat sederhana, solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," katanya.
Namun, ia menekankan bahwa keputusan akhir harus melibatkan Palestina dan Israel. "Dari sudut pandang kami, kami tidak melihat pilihan lain. Namun perspektif yang penting adalah perspektif Palestina dan Israel. Mereka berdua perlu sepakat tentang solusi yang tepat."
Hubungan Trump dan MBS
Dalam perkembangan lain, laporan menyebutkan bahwa Presiden Trump dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dijadwalkan bertemu dalam beberapa bulan mendatang. Trump juga menyatakan rencana untuk mengunjungi Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah.
Pangeran Khalid mengatakan bahwa MBS dan Trump cukup sering berkomunikasi melalui jalur diplomatik dan panggilan telepon.
"Sangat penting bagi kami untuk menyelesaikan masalah ini dan menyampaikan bukan hanya posisi Saudi, tetapi juga posisi kawasan," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa Riyadh berusaha menjaga hubungan baik dengan AS, terlepas dari siapa pun yang menjabat sebagai Presiden.
"Orang-orang sering histeris tentang perkembangan politik. Kita lupa bahwa [Trump] sudah menjabat satu periode. Kita tahu apa yang terjadi. Dunia tidak kiamat. Malah, banyak bagian dunia yang membaik," katanya.
Baca Juga: Macron Kecam Rencana Relokasi Warga Palestina yang Diusulkan Donald Trump