Ukraina Janjikan Rp390 Juta per Tahun Demi Rekrut Kaum Muda jadi Tentara

Bella Suara.Com
Rabu, 12 Februari 2025 | 11:11 WIB
Ukraina Janjikan Rp390 Juta per Tahun Demi Rekrut Kaum Muda jadi Tentara
Ilustrasi tentara Ukraina. (REUTERS)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertahanan Ukraina secara resmi meluncurkan program rekrutmen militer bagi kaum muda pada Selasa (11/2), dengan menargetkan warga berusia 18 hingga 24 tahun. Program ini menawarkan gaji sekitar $24.000 (sekitar Rp390 juta) per tahun serta bonus besar guna menarik lebih banyak relawan untuk bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina.

Dengan perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun, Ukraina terus berupaya meningkatkan jumlah pasukan mereka yang saat ini kalah jumlah dibandingkan dengan militer Rusia. Dalam wawancara dengan Reuters pekan lalu, Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa kampanye rekrutmen ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat pertahanan negara.

Sebagai bagian dari kebijakan baru, parlemen Ukraina sebelumnya telah menyetujui undang-undang yang menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun. Undang-undang ini juga menetapkan sanksi bagi individu yang menghindari panggilan dinas militer.

Kampanye Rekrutmen dengan Iming-iming Besar

Kementerian Pertahanan Ukraina mempromosikan program ini melalui video menarik di media sosial dengan slogan 'Ubah hidup Anda dalam setahun'. Dalam video tersebut, calon rekrutan diperlihatkan aksi tentara di medan perang serta manfaat yang akan mereka dapatkan jika bergabung.

Baca Juga: Zelenskyy Tawarkan Pertukaran Wilayah dengan Rusia jika Negosiasi Digelar

Selain gaji sebesar 1 juta hryvnia ($24.000) per tahun, pemerintah Ukraina juga menjanjikan berbagai keuntungan lain seperti bonus besar, subsidi hipotek dan sewa rumah, serta pengecualian dari mobilisasi selama 12 bulan setelah menyelesaikan kontrak.

"Waktu adalah bonus, keraguan adalah minus," demikian bunyi slogan lain yang digunakan dalam kampanye ini.

Para relawan juga dijanjikan pelatihan militer profesional yang sesuai dengan standar NATO serta berbagai tunjangan sosial yang tidak tersedia dalam pekerjaan sipil.

Respons dan Tantangan dalam Perekrutan

Saat ini, Ukraina memiliki sekitar 980.000 personel militer. Sementara itu, pada tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan perintah untuk meningkatkan jumlah tentara Rusia sebesar 180.000 personel, menjadikan total pasukan aktif mereka mencapai 1,5 juta orang.

Meskipun program rekrutmen ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan, perubahan dalam kebijakan wajib militer Ukraina tidak sepenuhnya diterima dengan baik. Banyak warga yang semakin kehilangan semangat dalam perang yang berkepanjangan, terutama karena banyak tentara yang bertugas tanpa cuti sejak Rusia melancarkan invasi penuh pada Februari 2022.

Baca Juga: Larangan Transgender di Militer AS: Kontroversi Trump Berlanjut

Presiden Zelenskyy dan pejabat tinggi lainnya juga menolak desakan Amerika Serikat untuk lebih menurunkan usia wajib militer, meskipun tekanan untuk meningkatkan jumlah pasukan semakin besar.

Di sisi lain, inisiatif ini mendapat dukungan dari komunitas militer dan blogger yang menilai bahwa para pemuda lebih cepat belajar, beradaptasi dengan disiplin militer, dan termotivasi oleh keberhasilan rekan-rekan mereka di medan perang.

"Para pemuda dan pemudi memiliki daya serap yang tinggi terhadap ideologi unit dan menemukan motivasi dari pencapaian prajurit lainnya," tulis Stanislav Buniatov, seorang prajurit sukarelawan, dalam blognya.

Dengan strategi rekrutmen ini, Ukraina berharap dapat memperkuat pertahanan mereka menghadapi konflik yang terus berlangsung dengan Rusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI