Suara.com - Hamas pada Senin mengumumkan penghentian pembebasan sandera Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut, dengan alasan pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata oleh Israel. Keputusan ini meningkatkan ketegangan di tengah situasi gencatan senjata yang semakin rapuh dan desakan dari keluarga sandera agar pemerintah Israel tetap berpegang pada kesepakatan.
Tudingan Pelanggaran dan Ketegangan Meningkat
Menurut juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaida, Israel telah melanggar kesepakatan dengan menunda kepulangan warga Palestina ke Gaza utara, melancarkan serangan terhadap warga Palestina, serta membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari sebagian besar tetap berlaku, meskipun terdapat beberapa insiden yang menyebabkan warga Palestina tewas akibat serangan pasukan Israel. Sementara itu, bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza mengalami peningkatan.
Namun, Abu Ubaida menegaskan bahwa pembebasan sandera berikutnya yang seharusnya dilakukan pada Sabtu akan ditunda hingga Israel mematuhi perjanjian dan memberikan kompensasi atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran selama beberapa minggu terakhir.
Israel Siaga, Perundingan Terhambat
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengecam keputusan Hamas, menuduhnya melanggar kesepakatan gencatan senjata. Ia telah menginstruksikan militer Israel untuk meningkatkan kesiapan di Gaza guna mempertahankan keamanan nasional.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar konsultasi keamanan darurat terkait perkembangan ini. Kabinet keamanan yang terdiri dari menteri-menteri kunci akan bertemu pada Selasa pagi untuk merespons situasi.
Di sisi lain, para mediator dari Mesir dan Qatar menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan gagalnya kesepakatan gencatan senjata.
Kelompok yang mewakili keluarga sandera mendesak para mediator untuk memastikan kesepakatan tetap berjalan, sementara kelompok lain yang terdiri dari veteran militer Israel menuduh pemerintah sengaja menyabotase perjanjian.
Pembebasan Sandera dan Dinamika Kesepakatan
Sejauh ini, dari 33 sandera yang dijadwalkan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan 42 hari, 16 telah dipulangkan. Selain itu, lima sandera asal Thailand telah dibebaskan dalam pembebasan yang tidak terjadwal.
Baca Juga: Kontroversi Rencana Donald Trump: Usulkan Pemindahan Warga Palestina dari Gaza Secara Permanen
Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup atas serangan mematikan serta tahanan yang ditahan tanpa dakwaan.