Suara.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan komitmennya untuk membeli Jalur Gaza dan membiarkan negara-negara lain mengembangkan sebagian dari wilayah tersebut.
"Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza," ungkap Trump kepada wartawan dalam perjalanan ke New Orleans, Louisiana, di pesawat kepresidenan Air Force One.
Ia mengulangi bahwa kawasan Palestina itu merupakan tempat yang terpuruk dan tidak layak untuk dihuni.
"Wilayah itu sangat tidak aman. Namun, kami akan menjadikannya lokasi yang ideal untuk pengembangan oleh pihak lain di masa depan. Kami akan membiarkan negara-negara lain mengembangkan bagian dari wilayah itu. Tempat itu akan menjadi indah," tambah Trump.
Baca Juga: Eksodus Jenin: 20.000 Warga Palestina Terusir Akibat Serangan Israel
"Orang-orang dari seluruh dunia boleh datang untuk tinggal di sana, tetapi kami akan bertanggung jawab terhadap warga Palestina. Kami akan memastikan hidup mereka nyaman, harmonis, dan damai, serta menghindarkan mereka dari ancaman. Kawasan ini telah menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia untuk ditinggali," ia menambahkan.
Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan menerima pengungsi Palestina ke AS, Trump menjawab: "Saya akan mencari tahu."
Namun, dia mencatat bahwa jarak yang ditempuh warga Palestina ke AS sangat jauh.
"Saya pikir mereka akan sangat senang tinggal di tempat yang aman, di mana mereka dapat merasa aman dan menjalani kehidupan yang baik," katanya.
Menurut dia, warga Palestina tidak ingin kembali ke bagian yang tersisa di Gaza dan dia berharap Mesir, Yordania, serta negara-negara lain akan memberikan bantuan.
Baca Juga: Lawan Trump, Negara-negara Arab Bersatu di KTT Darurat Mesir
Ia juga mengusulkan agar Arab Saudi dan negara-negara lain berinvestasi untuk mewujudkan rencana tersebut.
"Mereka memiliki banyak uang. Mereka akan mengeluarkan sejumlah uang untuk memastikan orang-orang merasa nyaman dan aman," paparnya.
Trump juga menyatakan bahwa AS tidak ingin keberadaan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Gaza.
"Anggaplah tempat itu sebagai lokasi besar untuk pengembangan properti, dan Amerika Serikat akan memilikinya serta mengembangkan secara bertahap, sangat perlahan — kami tidak terburu-buru," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa AS akan membawa stabilitas ke Timur Tengah, yang sebagian besar daerahnya dilanda konflik.
Pada 4 Februari, Trump mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina ke lokasi lain agar kawasan tersebut bisa dibangun kembali menjadi "Riviera di Timur Tengah."
Rencana tersebut mendapat kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan negara-negara lain, termasuk China, Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Sejak Oktober 2023, agresi militer Israel telah menghancurkan Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 48.000 warganya, menurut otoritas kesehatan lokal.