Suara.com - Jaringan TV Lebanon Al Mayadeen melaporkan bahwa pasukan bersenjata rezim Israel telah menyelesaikan penarikan pasukan mereka dari Koridor Netzarim dan warga Palestina yang terusir mulai kembali ke wilayah utara Jalur Gaza yang terkepung.
Jaringan TV tersebut juga melaporkan bahwa pasukan Israel memulai penarikan pasukan mereka dari koridor tersebut beberapa hari yang lalu, wilayah yang telah diduduki Israel dari tahun 2023 hingga 2025 selama konflik Gaza.
Menurut Al Mayadeen, pasukan Israel meneteskan air mata dan mengatakan bahwa mereka yakin tindakan mereka selama setahun terakhir di wilayah ini sia-sia.
Pasukan rezim tersebut mulai menarik pasukannya dari koridor tersebut pada hari Senin menyusul kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan 6 tawanan Israel dengan imbalan mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke Gaza utara. Pasukan Israel telah menduduki wilayah tersebut dan mendirikan koridor tersebut pada 27 Oktober 2023.
Baca Juga: Lawan Trump, Negara-negara Arab Bersatu di KTT Darurat Mesir
Menanggapi penarikan pasukan Israel dari Netzarim, gerakan perlawanan Hamas Palestina mengatakan bahwa penarikan pasukan tersebut menambah kegagalan rezim tersebut untuk mencapai tujuannya dalam perang genosida terhadap rakyat Palestina.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara, kesepakatan pertukaran tahanan, dan penarikan pasukan Israel dari Koridor Netzarim menunjukkan bahwa upaya penjajah untuk menaklukkan Gaza telah gagal berkat ketahanan rakyat Palestina dan tekad para pejuang mereka.
Tujuan rezim Israel untuk mengusir warga Palestina dari Gaza melalui 15 bulan genosida dan kelaparan terbukti tidak efektif, kata gerakan tersebut lebih lanjut.
Kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat, mulai berlaku pada 19 Januari.
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Mati Ibu Hamil di Tepi Barat