Suara.com - Pengamat Politik, Rocky Gerung turut menyoroti soal sikap Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang belakangan kembali disorot publik karena menjadikan kisruh gas LPG 3 kilogram atau gas melon sebagai candaan.
Guyonan itu disampaikan Bahlil saat berpidato sebagai Ketua Umum Golkar di acara partai yang digelar di Markas DPP Golkar, Jakarta Barat, Sabtu (8/2/2025) kemarin. Celetukan Bahlil itu terjadi setelah dirinya terganggu suara dengung dari alat pengeras suara alias mikrofon saat berpidato.
Aksi Bahlil yang berguyon soal gas melon itu juga sempat viral di media sosial.
Lewat siniar yang tayang di akun Youtube pribadinya, Minggu (9/2/2025), Rocky pun menyindir soal empati elite terkait meninggalnya warga sehabis mengantre gas melon 3 Kg.
"Jadi sebetulnya empati elite ini tidak ada pada rakyat tuh, bahwa ada korban itu artinya secara historis akan dicatat. Bahwa ada satu era ketika Indonesia masih ngantre energi dan menjadi korban dari antrean itu kan," ujar Rocky Gerung dilihat Suara.com, Minggu.
Rocky pun menyayangkan adanya sikap dari pejabat negara yang justru nirempati karena menjadikan kelangkaan gas yang menyengsarakan rakyat sebagai guyonan.
"Jadi tidak ada semacam ya sebut aja kepedulian atau ya kata empati mungkin terlalu jauh. Tapi peduli sedikit bahwa ini soal serius. Jadi kenapa di-becandain gitu? Yang di-becandain bukan gasnya tetapi yang di-becandain adalah tragedi itu sendiri," imbuhnya.
![Tangkap Layar [Youtube Rocky Gerung Official]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/28/12448-rocky-gerung-1.jpg)
Terkait itu, Rocky pun menganggap jika tidak ada kepekaan dari pejabat atas masalah fundamental di masyarakat.
"Jadi sekali lagi kita mau lihat bagaimana daya tampung moral (pejabat) kita itu betul-betul makin sempit, sehingga hal yang betul-betul serius yaitu nasib dari mereka yang setiap hari membayangkan harus ada gas untuk mengoperasikan dapurnya itu akhirnya jadi bahan olok-olok," ujar Rocky.
Atas guyonan Bahlil tersebut, Rocky juga menganggap jika para pejabat negara tampak tidak mengerti tugasnya sebagai pelayan publik.
"Jadi kita mau lihat ini pejabat ini ngerti enggak bahwa dia itu adalah public servant, mau dia menteri, mau dia dirjen, mau dia anggota DPR, dia kedudukannya adalah pelayan publik, bukan mengolok-olok publik," sindir Rocky.
Rocky juga melemparkan kritik pedas terhadap kabinet Presiden Prabowo Subianto terkait sikap salah satu menterinya, Bahlil yang justru dianggap mengolok-olok rakyat yang sempat kesulitan mendapatkan gas melon.
"Apa yang bisa kita bayangkan dari kabinet yang juga buta huruf terhadap problem rakyat ini kan jadi kelihatannya itu," ujar Rocky.