Suara.com - Pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa rakyat Palestina seharusnya dapat mendirikan negara di Arab Saudi, bukan di tanah mereka sendiri. Dalam wawancaranya dengan media Israel pada Kamis, ia mengatakan, "Orang-orang Saudi dapat menyiapkan negara Palestina di Arab Saudi; mereka memiliki banyak lahan di sana."
Netanyahu menolak gagasan pembentukan negara Palestina sebagai syarat untuk normalisasi hubungan dengan Saudi, menyebutnya sebagai “ancaman keamanan bagi Israel.”
Ia mengingatkan, "Setelah 7 Oktober, Anda tahu apa yang terjadi? Dulu ada negara Palestina yang bernama Gaza. Gaza, yang dikuasai oleh Hamas, adalah negara Palestina, dan lihat apa yang kita peroleh."
Dia juga mengungkapkan keyakinannya bahwa normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi akan segera terwujud.
Baca Juga: Badai Musim Dingin Perparah Derita Warga Gaza di Tengah Ancaman Pengusiran
"Menurut saya, perdamaian antara Israel dan Arab Saudi bukan hanya mungkin, tetapi akan terjadi," ujarnya.
Namun, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menolak pernyataan Netanyahu, menegaskan bahwa normalisasi dengan Israel tidak akan terjadi tanpa pembentukan negara Palestina—sebuah syarat yang tidak pernah dipenuhi oleh Netanyahu.
Pada hari Selasa, Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Washington dan mengadakan konferensi pers bersama. Saat itu, Trump menyatakan bahwa AS akan mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina ke lokasi lain untuk memungkinkan wilayah tersebut dibangun kembali menjadi "Riviera di Timur Tengah."
Pernyataan tersebut diulangi pada Kamis, di mana Trump menyebutkan bahwa AS tidak perlu mengerahkan pasukan ke sana. Pernyataan Trump terkait Gaza tersebut menuai kritik dari berbagai pemimpin dunia.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Lebanon, Tuduh Hizbullah Langgar Gencatan Senjata