Suara.com - Program makan bergizi gratis (MBG) dinilai bisa lebih efisien dari segi anggaran bila target sasarannya lebih spesifik. Survei dari Center of Economic and Law Studies (Celios) menemukan kalau MBG hanya bisa memakan anggaran Rp117 triliun per tahun.
Peneliti Celios Jaya Darmawan mengatakan, penghematan anggaran itu bisa dilakukan bila MBG hanya diterapkan kepada anak-anak di wilayah 3T, keluarga miskin dan balita.
"Hitungan kami kalau MBG itu diterapkan di tiga indikator tadi, wilayah 3T yang malnutrisi dan balita, daerah-daerah yang malnutrisi dan balita, itu hanya butuh 117 triliun per tahun," kata Jaya dalam diskusi peluncuran seri kedua kajian MBG dari CISDI di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
"Dan MBG bisa dibayar dengan pajak-pajak yang lebih progresif, alternatif," imbuhnya.
Baca Juga: Pemerintah Didesak Segera Terbitkan Perpres Makan Bergizi Gratis
Kendati, MBG diberikan kepada 58 juta anak-anak, menurut Jaya, anggarannya cukup Rp168 triliun per tahun. Nominal itu jauh lebih rendah daripada yang diproyeksikan pemerintah sebanyak Rp420 triliun per tahun.
"Kita mengambil dari data Susenas (survei sosial ekonomi nasional) kalau misalkan diterapkan untuk semua anak dengan jumlah anak 58 juta, itu sebenarnya hanya butuh Rp168 triliun, dengan asumsi per anak itu 10 ribu dan memperhitungkan operasional cost," ucapnya.
Kalau pun sulit mendapatkan pendapatan pajak untuk biaya MBG, Jaya menambahkan, pemerintah harusnya masih bisa lakukan efisiensi anggaran dari kementerian/lembaga yang belum terkena pemangkasan.
"Dalam temuan kami ternyata masih ada pos-pos anggaran yang tidak dilakukan efisiensi. Seperti anggaran di kepolisian, anggaran di Kementerian Pertahanan, anggaran di DPR dan anggaran-anggaran seperti IKN dan food estate, itu saya kira bisa direalisasikan. Makanya kami merekomendasikan sebenarnya, daripada menerapkannya kepada semua anak, lebih baik MBG kita sebut dengan MBG tepat sasaran," tuturnya.
Baca Juga: Temuan CISDI: 45 Persen Menu MBG Masih Gunakan Produk UPF Berkadar Gula Tinggi