Baleg DPR: Legislatif Tak Bisa Copot Pejabat, Cuma Evaluasi dan Merekomendasikan

Kamis, 06 Februari 2025 | 17:35 WIB
Baleg DPR: Legislatif Tak Bisa Copot Pejabat, Cuma Evaluasi dan Merekomendasikan
Tangkapan Layar Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Bob Hasan, memberikan klarifikasi soal perubahan peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib (Tatib). [Youtube DPR RI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Bob Hasan, memberikan klarifikasi soal perubahan peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib (Tatib).

Tatib tersebut sebelumnya ramai dibicarakan, dengan adanya hal itu DPR jadi punya kewenangan mencopot pejabat hasil uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.

Bob menyampaikan, jika dalam Tatib yang baru saja disahkan tersebut bukan DPR RI yang bisa mencopot pejabat negara hasil fit and proper test dan Paripurna. DPR hanya melakukan evaluasi terhadap pejabat hasil fit and proper test DPR.

"Dan setelah diparipurnakan di sisipkan pasal 228A itu dalam tata tertib itu, dijelaskan dapat dilakukan evaluasi itu 228A secara berkala," kata Bob dalam Rapat Pleno Baleg DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

"Jadi bukan mencopot. Ya pada akhirnya bahwa pejabat yang berwenang atas evaluasi berkala dari DPR itu akhirnya ada keputusan mencopot. Bukan DPR RI yang mencopot," sambungnya.

Menurutnya, adanya Tatib tersebut hanya mengikat ke dalam. Ia mengatakan, pihaknya tetap punya kewenangan mengevaluasi karena DPR sudah melakukan fit and proper test.

"Tapi kita melakukan evaluasi karena kita punya kewenangan atas fit and proper test atau uji kelayakan kita bisa meloloskan calon itu. Maka kita juga bisa memberikan satu evaluasi dan itu babnya ada. Memang itu bab evaluasi," katanya.

"Dapat melakukan konsultasi secara mufakat. Itu memang sudah kewenangan dalam tata tertib kita. Jadi berlaku mengikat di dalam," sambungnya.

Ia mengatakan, dalam Tatib itu DPR hanya melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada lembaga tertinggi yang berwenang seperti misalnya Presiden.

Baca Juga: Prabowo Blak-blakan Ancam Copot Pejabat Dablek, Dasco: Artinya Warning buat Para Menteri

"Tetapi kemudian dengan mekanisme yang berlaku itu dilanjutkanlah berikan rekomendasi hasil evaluasi tersebut secara mufakat kepada instansi yang berwenang. Siapa instansi yang berwenang yang tertingginya? Ya misalkan Presiden, kalau di MA misalkan Komisi Judisial. Jadi itu tergantung kewenangan daripada pejabat pemegang kewenangan itu sendiri," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI