Suara.com - Dua pejabat pertahanan AS mengungkapkan bahwa Departemen Pertahanan AS sedang mengembangkan rencana untuk menarik semua pasukan dari Suriah.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Presiden Donald Trump dan pejabat dekatnya yang baru-baru ini menyatakan minatnya untuk mengakhiri kehadiran militer AS di kawasan tersebut.
Rencana penarikan ini sedang disusun dengan kemungkinan waktu pelaksanaan dalam 30, 60, atau 90 hari.
Keputusan tersebut datang di tengah situasi keamanan yang kompleks di Suriah, di mana pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi telah lama menjadi sekutu utama AS dalam memerangi ISIS.
Baca Juga: Netanyahu Dukung Usulan Kontroversial Trump soal Pengusiran Warga Gaza: Apa yang Salah dengan Itu?
Namun, SDF menyatakan bahwa mereka belum menerima informasi mengenai rencana penarikan pasukan AS dari wilayah utara dan timur Suriah.
“Jika AS benar-benar menarik pasukannya, ISIS dan kekuatan jahat lainnya bisa saja melihat ini sebagai kesempatan untuk kembali aktif dan menciptakan situasi seperti pada puncak kekuasaannya di 2014,” ujar juru bicara SDF, Farhad Shami, kepada Reuters.
Pada tahun 2014, ISIS sempat menguasai sebagian besar wilayah gabungan Irak dan Suriah, memberlakukan pemerintahan teror atas jutaan orang dan menimbulkan kekacauan di kawasan tersebut.
Sementara AS menganggap pasukan yang dipimpin Kurdi sebagai mitra strategis dalam memerangi ISIS, negara tetangga Turki menganggap mereka sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Baca Juga: Jerman Tolak Pengusiran Warga Palestina dari Gaza: Melanggar Hukum Internasional!