Menu MBG Tak Penuhi Standar Gizi Anak, Jumlah Kalori dan Protein Ternyata Jomplang: Apa Efeknya?

Kamis, 06 Februari 2025 | 12:40 WIB
Menu MBG Tak Penuhi Standar Gizi Anak, Jumlah Kalori dan Protein Ternyata Jomplang: Apa Efeknya?
Menu Makan Bergizi Gratis untuk siswa-siswa. (x/ahmad_bellamy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menu pada program makan bergizi gratis (MBG) ditemukan belum memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang sesuai dengan kebutuhan anak. Temuan dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), menu protein dan karbohidrat yang dinilai masih tidak sesuai dengan kebutuhan gizi target sasaran MBG. 

Survei itu dilakukan CISDI menggunakan aplikasi Nutrisurvey terhadap menu MBG yang dibagikan selama periode 6-17 Januari 2025. Analisis dilakukan dengan mengacu pada AKG dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2019.

"Dari sampel yang terkumpul, tercatat hanya 5 dari 29 menu atau 17 persen yang memenuhi target 30-35 persen AKG energi harian. Data tersebut dihitung berdasarkan perhitungan jumlah energi dengan estimasi menu yang disajikan adalah per dua satuan penukar sumber karbohidrat," ungkap Diah dalam diskusi peluncuran seri kedua kajian MBG dari CISDI di Jakarta, Kamis (6/2/2025). 

Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di SDN 004 Samarinda Utara. [Presisi.co]
Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di SDN 004 Samarinda Utara. [Presisi.co]

Pemenuhan kebutuhan protein sebesar 33-36,4 persen dari menu MBG bagi peserta didik di jenjang SD kelas 4-6, SMP, dan SMA sederajat juga baru sebagian yang tercapai.

Baca Juga: Mendiktisaintek Satryo yang Sempat Didemo Pegawai Sendiri Bakal Kena Reshuffle Prabowo? Ini Kata Dasco!

CISDI menemukan kandungan protein dari sampel yang terkumpul justru 48 persen menu memiliki kandungan protein berlebih, 34 persen kurang, dan hanya 17 persen yang sesuai dengan target.

Diah menjelaskan bahwa takaran jumlah kalori juga protein yang tidak sesuai akan berdampak dalam jangka panjang terhadap kesehatan anak. 

"Apabila konsumsi menu dengan rendah kalori terjadi secara terus-menerus, penurunan performa akademik dapat terjadi karena kurangnya energi untuk beraktivitas," jelasnya.

"Apabila makanan dengan protein berlebih diberikan saat penerima manfaat memiliki asupan protein rendah, maka ini akan membantu penerima manfaat memenuhi kebutuhan hariannya. Namun, bila makanan dengan kandungan berlebih diberikan kelompok anak yang asupan proteinnya cukup atau berlebih, maka ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan, salah satunya risiko obesitas," papar Diah juga.

Hasil analisis itu menunjukkan perlunya perbaikan dalam perencanaan dan implementasi menu MBG agar lebih sesuai dengan standar gizi yang telah ditetapkan, sehingga manfaat program ini dapat dirasakan secara optimal oleh para peserta didik.

Baca Juga: Prabowo Blak-blakan Ancam Copot Pejabat Dablek, Dasco: Artinya Warning buat Para Menteri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI