Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad memberikan tanggapannya soal pidato Presiden RI Prabowo Subianto memperingatkan jajaran menteri dan kepala lembaga pemerintah mereka bakal diganti (reshuffle) jika tidak bekerja dengan benar.
Saat ditanya apakah pidato Prabowo tersebut sebagai wanti-wanti untuk melakukan reshuffle atau perombakan kabinet, Dasco mengatakan, kalau Prabowo sudah bicara terbuka itu artinya warning.
"Saya pikir kan Pak Prabowo itu orangnya terbuka, kalau dia sudah bicara terbuka artinya itu adalah warning kepada pembantu-pembantunya, yaitu menteri untuk kemudian melakukan evaluasi secara internal di kementerian masing-masing," kata Dasco di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Ia mengatakan, Prabowo sebagai Presiden memang yang paling mengerti bagaimana kinerja pembantunya.
"Saya tahu kan pak prabowo sebagai presiden tentunya paling mengerti tentang pembantu-pembantunya yang bisa kemudian mengimbangi kerja dan kemudian mengimbangi presiden dalam menunaikan janji kampanye presiden pada saat ini," ujarnya.
![Wakil Pimpinan DPR RI, Dasco Sufmi Ahmad bersama jajaran anggota Komisi VI saat meninjau salah satu sub pangkalan resmi penjualan tabung gas LPG 3 Kg di kawasan Palmerah, Jakarta. (Suara.com/Bagaskara)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/06/39556-wakil-pimpinan-dpr-ri-dasco-sufmi-ahmad-bersama-jajaran-anggota-komisi-vi.jpg)
Menurutnya, Prabowo selama 100 hari pertamanya pasti sudah merasakan kinerja para pembantunya sudah maksimal atau belum.
"Dan tentunya dalam evaluasi 100 hari presiden tentunya yang kemudian merasakan apakah pembantu-pembantu presiden sudah maksimal atau tidak maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Prabowo mempunyai hak prerogratif. Dasco menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo.
"Oleh karena itu, presiden yang mempunyai hak prerogatif kita serahkan kepada presiden untik kemudian dalam setelah 100 hari ini apakah kemudian melakukan evaluasi atau kemudian membuat langkah-langkah perbaikan di internal," pungkasnya.
Ancam Copot Pejabat Dablek
Prabowo sebelumnya mengeluarkan ultimatum kepada jajaran kabinetnya. Kepala Negara mengaku siap merobak alias me-reshuffle jika ada anak buahnya yang dianggap bandel.
“Rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar. Jadi, saya ingin tegakkan itu. Kepentingan hanya untuk bangsa, rakyat, tidak ada kepentingan lain, yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat ya saya akan singkirkan,” kata Presiden Prabowo menjawab pertanyaan wartawan terkait reshuffle Kabinet Merah Putih selepas puncak peringatan Harlah Ke-102 NU di Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Ultimatum itu pun kembali disampaikan Prabowo dalam pidatonya di Acara Harlah NU. Prabowo mengaku tidak akan segan-segan mencopot jika ada pejabat di kabinetnya yang tidak becus kerja.
![Presiden Prabowo Subianto. (Suara.com/Novian)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/05/69512-presiden-prabowo-subianto.jpg)
“Kami tidak akan ragu-ragu bertindak. 100 hari pertama ya. Saya sudah beri istilahnya peringatan berkali-kali. Sekarang, siapa yang bandel. Siapa yang dableg, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat, pemerintah yang bersih, itu saya akan tindak!” kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo kembali menyatakan keinginannya mewujudkan pemerintahan yang bersih, yang bebas dari segala bentuk penyelewengan.
“Kami yakin apa yang kami perjuangkan adalah untuk bangsa dan rakyat Indonesia,” ujar Prabowo.
Presiden, masih dalam pidatonya, kemudian mengajak seluruh pejabat negara untuk berani mengoreksi diri.
“Seluruh aparat, seluruh institusi bersihkan dirimu! Sebelum kau dibersihkan, dan saya ingatkan semua aparat, kesetiaanmu adalah kepada bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Kalau kau tidak setia kepada rakyat Indonesia, kalau kau menghalang-halangi kebijakan-kebijakan yang untuk membantu rakyat Indonesia, saya akan tindak!” ujar Presiden kepada seluruh menteri, kepala lembaga, dan pejabat negara lainnya.