Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (3/2) menyatakan bahwa tidak ada jaminan gencatan senjata di Gaza akan bertahan lama.
Pernyataan ini disampaikan saat Trump berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, didampingi oleh utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
Meski begitu, Witkoff menyebut bahwa untuk saat ini gencatan senjata masih berjalan sesuai kesepakatan.
Di sisi lain, kelompok Hamas menyatakan kesiapan mereka untuk memasuki tahap perundingan berikutnya guna membahas fase kedua dari gencatan senjata yang telah berlangsung.
Baca Juga: Trump Tunda Ancaman Tarif Dagang pada Kanada
Seorang pejabat Hamas yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pihaknya telah memberi tahu para mediator dalam pertemuan di Kairo pekan lalu bahwa mereka siap untuk bernegosiasi lebih lanjut.
“Kami meminta mediator untuk memastikan pendudukan [Israel] mematuhi perjanjian dan tidak melakukan penundaan,” ujar pejabat tersebut.
Pejabat lainnya menambahkan bahwa Hamas kini menunggu inisiatif dari para mediator untuk memulai putaran perundingan selanjutnya.
Gencatan senjata tahap pertama, yang dimulai pada 19 Januari dan berlangsung selama 42 hari, berfokus pada pembebasan 33 sandera Israel dengan imbalan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Pada tahap kedua, perundingan diharapkan akan mencakup pembebasan sandera yang tersisa serta pembahasan kemungkinan penghentian perang secara permanen.
Baca Juga: Hamas Siap Memulai Perundingan Tahap Kedua Gencatan Senjata di Gaza
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, pada Senin untuk membahas tahap kedua perundingan.
Netanyahu, yang saat ini berada di Washington, juga akan bertemu langsung dengan Trump pada Selasa.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa meski gencatan senjata masih bertahan, ketidakpastian tetap menyelimuti proses negosiasi ke depan.