Hamas Serahkan Sandera Israel dan Thailand, Israel Tunda Pembebasan Tahanan Palestina

Bella Suara.Com
Kamis, 30 Januari 2025 | 22:49 WIB
Hamas Serahkan Sandera Israel dan Thailand, Israel Tunda Pembebasan Tahanan Palestina
Ilustrasi - Hamas bebaskan sandera Israel (Twitter/tanyakanrl)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hamas menyerahkan tiga warga Israel dan lima sandera asal Thailand pada Kamis (30/1), namun Israel menunda pembebasan tahanan Palestina setelah terjadi kekacauan di titik penyerahan. Kerumunan besar mengerumuni para tawanan, menciptakan situasi yang tegang.

Salah satu sandera Israel, Arbel Yehud (29), yang diculik dari Kibbutz Nir Oz dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, tampak ketakutan dan kesulitan berjalan di tengah kerumunan yang berdesakan saat militan bersenjata menyerahkannya kepada Palang Merah di Khan Younis.

Sandera Israel lainnya, Gadi Moses (80), juga dibebaskan bersama lima warga Thailand yang sebelumnya bekerja di pertanian Israel dekat Gaza. Momen pembebasan tersebut disaksikan dengan cemas oleh keluarga para sandera, termasuk Wiwwaro Sriaoun (53), ibu salah satu warga Thailand, yang berharap segera bertemu kembali dengan anaknya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam situasi penyerahan yang kacau dan memperingatkan ancaman bagi siapa pun yang membahayakan sandera. Ia juga meminta para mediator memastikan kejadian serupa tidak terulang.

Baca Juga: Mesir Tolak Usulan Trump untuk Pemindahan Warga Palestina

Israel Tunda Pembebasan Tahanan Palestina

Sebanyak 110 tahanan Palestina semula dijadwalkan untuk dibebaskan pada Kamis sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Namun, seorang pejabat Israel menyatakan bahwa bus yang membawa para tahanan diperintahkan kembali ke penjara sebagai respons terhadap insiden kekacauan di Khan Younis.

Sementara itu, di Jabalia, tentara wanita Israel, Agam Berger, yang ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, diserahkan ke Palang Merah. Keluarganya menyatakan bahwa mereka kini dapat memulai proses pemulihan, meskipun masih berharap semua sandera bisa kembali ke rumah.

Sebuah video yang dirilis oleh kantor Netanyahu memperlihatkan Berger menangis dan tersenyum sambil duduk di pangkuan ibunya. Netanyahu sendiri menghadapi kritik atas kegagalannya mengamankan kesepakatan penyanderaan lebih awal setelah serangan mengejutkan Hamas.

Pembangkangan Hamas dan Dampak Konflik

Hamas tetap memiliki kehadiran kuat di Gaza meskipun telah dibombardir oleh Israel selama lebih dari 15 bulan. Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyatakan bahwa kematian para pemimpin Hamas hanya membuat kelompok tersebut semakin kuat dan teguh dalam perjuangannya.

Pembebasan sandera di Khan Younis berlangsung di dekat reruntuhan rumah Yahya Al-Sinwar, pemimpin Hamas yang dibunuh dalam serangan Israel. Sementara itu, tahanan Palestina yang akan dibebaskan mencakup 30 anak di bawah umur serta anggota kelompok Palestina yang dihukum atas serangan mematikan di Israel.

Baca Juga: Israel Umumkan Pembebasan 5 Sandera Warga Thailand dalam Gencatan Senjata Gaza

Di Tel Aviv, warga Israel berkumpul di Lapangan Sandera untuk menyaksikan pembebasan para tawanan melalui layar raksasa. Beberapa di antara mereka bersorak saat utusan Timur Tengah Presiden AS, Donald Trump, Steve Witkoff, tiba sebagai bentuk apresiasi atas perannya dalam perundingan gencatan senjata.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera, respons militer Israel telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina. Gaza, yang dihuni 2,3 juta orang, kini menghadapi krisis kemanusiaan akut dengan kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan pangan.

Hingga kini, Israel masih mencatat 82 tawanan di Gaza, dengan sekitar 30 di antaranya dinyatakan tewas. Sementara itu, pasukan Israel terus meningkatkan operasi di Tepi Barat, menargetkan kelompok militan Palestina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI