Tantangan Baru di Timur Tengah, Israel Perkuat Cengkeraman di Dataran Tinggi Golan

Andi Ahmad S Suara.Com
Rabu, 29 Januari 2025 | 15:39 WIB
Tantangan Baru di Timur Tengah, Israel Perkuat Cengkeraman di Dataran Tinggi Golan
Ilustrasi pasukan militer Israel di Suriah /ANTARA/Anadolu/py
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suriah saat ini tengah menghadapi tantangan baru pasukan militer Israel yang akan memperkuat cengkeraman di wikayah Dataran Tinggi Golan tanpa batas waktu.

Tentunya hal ini menjadikan kondisi Suriah semakin tercekik, setelah Militer Israel akan tetap menduduki kawasan Dataran Tinggi Golan, Suriah.

Militer Zionis itu juga tidak akan mundur dari zona demiliterisasi yang baru-baru ini diduduki itu, kata Pemimpin Otoritas Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Selasa (28/1).

Tentara Israel "akan tetap berada di puncak Hermon (Jabal al-Sheikh) dan zona keamanan tanpa batas waktu untuk memastikan keamanan masyarakat di Dataran Tinggi Golan dan utara, serta penduduk Israel," kata Katz saat meninjau pasukan Israel di wilayah tersebut.

Baca Juga: Mesir Tegas Tolak Pemindahan Paksa Penduduk Palestina, Tanggapi Krisis Pengungsi Global

Israel “tidak akan membiarkan pasukan musuh membangun diri di zona keamanan di Suriah selatan… kami akan bertindak melawan ancaman apa pun,” tambahnya.

Pemimpin otoritas pertahanan zionis Israel itu mengatakan pihaknya akan melakukan kontak dengan “populasi yang bersahabat” di wilayah selatan Suriah.

Dia memberikan "penekanan pada komunitas Druze yang besar, yang memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat dan bersejarah dengan saudara-saudara Druze kita di Israel.”

Tentara Israel menduduki zona demiliterisasi pada awal Desember 2024 saat rezim Assad tumbang dan digantikan oleh pemerintahan baru yang dipimpin Ahmed Al-Sharaa.

Pendudukan tersebut melanggar Perjanjian Pelepasan 1974 dengan Suriah, suatu tindakan yang memperluas kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang sebagian besar telah didudukinya sejak Perang Timur Tengah 1967.

Baca Juga: Hamas dan Mesir Bahas Pembentukan Pemerintahan Persatuan di Gaza, Israel Menolak

Saat itu, Pemimpin Otoritas Israel Netanyahu mengeklaim perampasan zona demiliterisasi tersebut hanyalah 'sementara', tanpa menyebutkan secara khusus kapan para tentara akan ditarik dari area tersebut. (Antara).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI