Suara.com - Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, pada Senin (27/1) menolak saran Presiden AS Donald Trump mengenai pemindahan penduduk Gaza ke beberapa negara Arab di sekitarnya.
"Posisi kami tegas: warga Gaza harus tetap tinggal di Gaza. Gaza adalah bagian dari negara Palestina yang akan datang, yang seharusnya dikelola oleh satu pemerintahan," kata Albares saat menyampaikan pendapatnya di Brussel.
Dia menambahkan bahwa segera setelahnya, Gaza dan Tepi Barat harus berada di bawah satu otoritas nasional Palestina.
Pada hari Sabtu, Trump menyatakan kepada wartawan bahwa ia telah berdiskusi dengan Raja Yordania tentang kemungkinan menampung 1,5 juta orang dari Gaza.
"Hampir semuanya hancur, dan orang-orang sekarat di sana, jadi saya lebih suka bekerja sama dengan beberapa negara Arab untuk membangun tempat tinggal di lokasi lain, di mana mereka mungkin dapat hidup dengan damai," ungkap Trump dalam penerbangan pesawat kepresidenan Air Force One, sebagaimana dilansir CNN.
Albares menegaskan bahwa Uni Eropa seharusnya lebih fokus pada penanganan "bencana kemanusiaan" di Gaza dengan memberikan bantuan untuk kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan, serta memastikan berfungsinya Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Dia mengatakan bahwa Spanyol akan meminta misi darurat Uni Eropa untuk dikerahkan di perbatasan Rafah untuk membantu menormalisasi hubungan antara Gaza dan Mesir.
Albares juga menawarkan Pasukan Polisi Sipil Spanyol (Civil Guard) untuk turut serta dalam misi tersebut.
Spanyol berkomitmen untuk meningkatkan bantuan finansial bagi Palestina dan UNRWA menjadi 50 juta euro (sekitar 52 juta dolar AS atau sekitar Rp840,8 miliar).
Baca Juga: Israel Sebut Warga Palestina Bisa Kembali ke Gaza Utara, Hamas Lepaskan 6 Sandera
"Kami memiliki harapan yang besar untuk Gaza; gencatan senjata yang ada saat ini belum bersifat permanen, namun kami perlu bekerja untuk mencapainya," tegas Albares.