Eddy Soeparno: Perdagangan Karbon Pilar Ekonomi untuk Pertumbuhan 8 Persen

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 23 Januari 2025 | 18:38 WIB
Eddy Soeparno: Perdagangan Karbon Pilar Ekonomi untuk Pertumbuhan 8 Persen
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno menegaskan, pentingnya perdagangan karbon sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 8 persen.

Menurut Eddy, potensi ekonomi karbon yang luar biasa harus dimanfaatkan secara optimal agar Indonesia tidak kehilangan peluang besar di sektor ini.

"Pertumbuhan ekonomi 8 persen membutuhkan pasokan energi yang tidak kecil, dan kita pastikan sumber energi ini terbarukan. Ini peluang dan tantangan," kata Eddy dalam sambutan Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia (ACEXI), Kamis (23/1/2025).

Ia juga menyoroti pentingnya inisiatif perdagangan karbon yang diinisiasi oleh ACEXI.

Baca Juga: Jakarta Dapat Hibah 200 Bus Listrik dari USA, Ketua DPRD DKI: Untuk Kurangi Emisi Karbon

ACEXI sendiri merupakan perkumpulan para ahli di bidang emisi karbon, praktik keberlanjutan, dan mengurangi dampak lingkungan.

Eddy menekankan bahwa sektor karbon dapat menjadi pilar baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

"Potensi yang terkandung ini jangan kita sia-siakan. Jangan sampai Indonesia dicap sebagai negara yang menyia-nyiakan kesempatan," tambahnya.

Eddy mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan Asia, terutama dalam hal emisi karbon.

"Indonesia memiliki emisi karbon terbesar. Kita berada dalam jarak yang ekonomis dengan negara penghasil karbon seperti Singapura, Jepang, dan Korea. Kita jangan sampai ketinggalan," jelasnya.

Baca Juga: Tekan Emisi Karbon, Solar Radiance Pasang PLTS Atap di Mall Panakukang

Namun, ia mengakui bahwa beberapa tantangan masih menghambat pengembangan sektor ini.

Eddy menyoroti adanya keluhan dari masyarakat, asosiasi, dan akademisi terkait proses yang sering kali terhenti di tingkat kementerian, lembaga, atau instansi tertentu.

"Kadang mandek di kementerian, lembaga, dan instansi tertentu. Akhirnya lapornya ke saya," ujarnya.

Eddy kemudian menegaskan bahwa MPR RI siap menjadi wadah kolaborasi untuk memajukan sektor karbon.

"MPR adalah rumah kolaborasi untuk kemajuan, untuk pertumbuhan. Dengan menerima masukan, kita membawa isu-isu yang ada supaya bisa mengurai permasalahan yang ada. Jadi, kita bisa memajukan pertumbuhan 8 persen ekonomi ini dari segala aspek, termasuk karbon," tegas Eddy.

Konferensi yang diadakan ACEXI ini menjadi momen penting untuk membahas tata kelola nilai ekonomi karbon sebagai bagian dari strategi nasional dan global.

Dengan kolaborasi berbagai pihak, Indonesia diharapkan dapat mengambil peran strategis dalam memimpin perdagangan karbon di kawasan Asia sekaligus memastikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI