Setelah Gencatan Senjata, Israel Diguncang Pengunduran Diri 2 Jenderal Top

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 21 Januari 2025 | 22:46 WIB
Setelah Gencatan Senjata, Israel Diguncang Pengunduran Diri 2 Jenderal Top
Ilustrasi militer Israel (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala militer Israel, Mayor Jenderal Herzi Halevi, mengundurkan diri pada hari Senin karena bertanggung jawab atas "kegagalan" selama serangan kelompok operator Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Dalam surat pengunduran dirinya, yang dirilis oleh tentara, Halevi mengatakan dia mengundurkan diri "karena pengakuan saya atas tanggung jawab atas kegagalan (militer) pada 7 Oktober".

Dia mengatakan dia mengundurkan diri pada saat "keberhasilan signifikan" bagi militer, meskipun dia juga mengatakan bahwa "tidak semua" tujuan perang Israel telah tercapai.

"Tujuan perang belum semuanya tercapai. Tentara akan terus berjuang untuk lebih membubarkan Hamas dan kemampuan pemerintahannya, memastikan kembalinya para sandera dan memungkinkan warga Israel yang mengungsi akibat serangan untuk kembali ke rumah," katanya.

Mayor Jenderal Yaron Finkelman, kepala komando militer selatan Israel, yang bertanggung jawab atas Gaza, juga mengundurkan diri.

Pengunduran diri pasangan itu terjadi beberapa hari setelah gencatan senjata dengan Hamas yang menghentikan perang selama 15 bulan yang dipicu oleh serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

Halevi meminta untuk meninggalkan jabatannya pada tanggal 6 Maret, dengan mengatakan "sampai saat itu, saya akan menyelesaikan penyelidikan atas peristiwa 7 Oktober dan memperkuat kesiapan (militer)".

Pada tanggal 7 Oktober 2023, ribuan pejuang Palestina memasuki Israel selatan dari Gaza.

Serangan mereka mengakibatkan kematian 1.210 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.

Baca Juga: 64 Warga Palestina Ditangkap Pasca Gencatan Senjata, Termasuk Bocah 7 Tahun

Mereka juga menyandera 251 orang ke Gaza, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI