Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis, IDAI: Jangan Lupa, Fokus Awalnya di Daerah 3T yang Sangat Membutuhkan

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 21 Januari 2025 | 16:08 WIB
Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis, IDAI: Jangan Lupa, Fokus Awalnya di Daerah 3T yang Sangat Membutuhkan
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) (Dok. IDAI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat apresiasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Namun tantangan pelaksanaannya masih menjadi sorotan, terutama dalam memastikan target sasaran utama, yaitu anak-anak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Ketua IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarsoo, menilai program MBG yang digagas oleh pemerintah sebagai langkah positif dalam upaya pemerataan gizi anak-anak Indonesia.

Namun, dr. Piprim menggarisbawahi bahwa fokus awal MBG adalah anak-anak di daerah 3T yang membutuhkan perhatian khusus.

“MBG ini baik ya, kami mengapresiasi pemerintah. Namun demikian kita jangan lupa, MBG ini fokus awalnya di daerah 3T yang sangat membutuhkan,” katanya dalam seminar media, Selasa (21/1/2025).

Baca Juga: Sindir Deddy Corbuzier Imbas Makan Bergizi Gratis, Livy Renata: Nggak Enak Kan Disenggol?

Piprim juga menekankan pentingnya pengawasan agar program ini dapat didistribusikan secara adil dan tepat sasaran.

“Program ini harus dikawal agar tidak salah sasaran dan mencapai tujuan, terutama untuk anak-anak di 3T dan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” tegas Piprim.

Selain daerah 3T, Ia turut menyoroti pentingnya pemenuhan gizi sejak dini guna mencegah dampak malnutrisi jangka panjang, yakni dengan pemenuhan gizi pada 1000 HPK anak.

“Program ini tidak cukup pada pelajar saja, tetapi juga 1.000 HPK anak,” katanya.

Koor Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dr. Meta Hanindita, menambahkan bahwa penting bagi program MBG dalam memantau keamanan pangan dalam pemenuhan gizi di makan siang.

Baca Juga: Said Didu Kasih Komentar Nyelekit Lihat Keangkuhan Deddy Corbuzier: Orang Dekat Kekuasaan Kok Sangar?

Meski begitu, dr. Meta turut mengapresiasi program MBG. Menurutnya, MBG juga harus memperhatikan kualitas pangan dan keberlanjutannya.

“Program ini perlu diapresiasi, tetapi perlu dilihat juga pelaksanannya. Seperti pemantauan food safety, dan apakah targetnya terpenuhi di daerah 3T yang benar-benar membutuhkan,” jelasnya.

Di samping itu, dr. Meta menyoroti bahwa MBG perlu mempertimbangkan kebutuhan gizi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Para siswa menyantap Makanan Bergizi gratis di SDN 15 Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Para siswa menyantap Makanan Bergizi gratis di SDN 15 Slipi, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

“Pada prinsipnya, kebutuhan nutrisi ABK tidak berbeda jauh. Pelaksanaan MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) tetap relevan dan tidak mengganggu terapi mereka,” jelasnya.

IDAI berharap agar program ini terealisasikan secara optimal, terutama di daerah 3T yang memiliki keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.

Efektivitas program ini bergantung pada pelaksanaannya yang tepat sasaran, sehingga manfaatnya dirasakan oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.

Reporter: Kayla Nathaniel Bilbina

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI