Elon Musk Bantah Lakukan Salam Nazi saat Pelantikan Donald Trump: Ini Sudah Sangat Usang!

Bella Suara.Com
Selasa, 21 Januari 2025 | 16:04 WIB
Elon Musk Bantah Lakukan Salam Nazi saat Pelantikan Donald Trump: Ini Sudah Sangat Usang!
elon musk (Instagram @elonrmuskk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah sebuah gestur yang dilakukannya saat berbicara dalam pelantikan Presiden Donald Trump menuai kontroversi. CEO SpaceX itu dituduh melakukan salam Nazi setelah mengangkat tangannya dengan telapak terbuka dalam sebuah acara di Capital One Arena, Washington, D.C.

Dalam pidatonya di hadapan para pendukung Trump, Musk menyatakan, "Pemilu datang dan pergi, beberapa penting dan beberapa tidak, tetapi yang satu ini benar-benar berarti, dan saya hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah membuatnya terjadi." Namun, tak lama setelah ucapannya, Musk terlihat menaruh tangan di dada sebelum mengangkatnya dengan telapak terbuka, sebuah gerakan yang ia lakukan dua kali dalam waktu singkat.

Gestur itu langsung memicu perdebatan di media sosial. Menanggapi kontroversi tersebut, Musk membantah keras tuduhan bahwa ia melakukan salam Nazi. Dalam unggahan di platform X, ia meretweet sebuah akun bernama "The Rabbit Hole" yang menyebut insiden ini sebagai bagian dari "kampanye trik kotor" yang sebelumnya telah ia peringatkan.

Musk juga menanggapi tuduhan itu dengan nada sarkastik.

Baca Juga: Donald Trump Ragu Gencatan Senjata Gaza Akan Berhasil

"Terus terang, mereka perlu trik kotor yang lebih baik. Serangan 'semua orang adalah Hitler' ini sudah sangat usang," tulisnya di X.

Selain itu, Musk membagikan video pidatonya di akun pribadinya. Namun, momen kontroversial tersebut tampaknya telah diedit dan diganti dengan cuplikan kerumunan penonton.

Kontroversi Sebelumnya: Hubungan Musk dengan Sayap Kanan Jerman

Insiden ini semakin memperkuat sorotan terhadap hubungan Musk dengan kelompok politik sayap kanan. Pekan lalu, Musk mengadakan wawancara daring dengan Alice Weidel, pemimpin AfD (Alternative für Deutschland), partai sayap kanan Jerman. Dalam wawancara itu, Weidel mengulangi klaim yang telah lama dibantah bahwa Adolf Hitler bukan bagian dari sayap kanan, melainkan seorang komunis atau sosialis.

"Keberhasilan terbesar setelah era mengerikan dalam sejarah kita adalah melabeli Adolf Hitler sebagai konservatif dan sayap kanan, padahal kenyataannya dia justru sebaliknya," ujar Weidel.

Baca Juga: Donald Trump Terapkan Kebijakan Gender di AS: Hanya Laki-laki dan Perempuan!

"Dia bukan konservatif, bukan libertarian, dia adalah seorang komunis, sosialis, dan kami adalah kebalikannya." lanjutnya.

"Benar." kata Musk menanggapi pernyataan tersebut.

Pernyataan Musk dalam wawancara tersebut menambah daftar panjang keterlibatannya dalam diskusi politik yang kontroversial. Ia juga pernah menyatakan bahwa AfD adalah satu-satunya partai yang "bisa menyelamatkan Jerman."

Seperti banyak kontroversi lainnya yang melibatkan Musk, insiden ini memicu reaksi beragam. Para kritikus mengecamnya sebagai simbol meningkatnya ekstremisme dalam politik global, sementara para pendukungnya menganggap tuduhan ini sebagai bagian dari upaya menjatuhkan figur yang berpengaruh di dunia teknologi dan politik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI