Utusan Donald Trump Pertimbangkan Indonesia sebagai Lokasi Relokasi Warga Palestina

Bella Suara.Com
Senin, 20 Januari 2025 | 20:58 WIB
Utusan Donald Trump Pertimbangkan Indonesia sebagai Lokasi Relokasi Warga Palestina
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, pada Senin (7/10/2024) menggambarkan situasi di Gaza sebagai "terjun bebas ke dalam barbarisme," menyoroti kebutuhan mendesak akan diplomasi dan penghentian kekerasan. /ANTARA/Anadolu/py
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Steve Witkoff, utusan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, tengah mempertimbangkan kunjungan ke Jalur Gaza yang dilanda perang. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya memastikan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tetap berjalan. Salah satu isu yang muncul dalam negosiasi ini adalah kemungkinan merelokasi sebagian warga Palestina ke negara lain, termasuk Indonesia.

Keputusan Witkoff untuk berada di wilayah konflik selama beberapa minggu dan bulan mendatang menandakan kekhawatiran tim transisi Trump terhadap stabilitas kesepakatan ini. Kesepakatan gencatan senjata, yang mulai berlaku pada Minggu, terdiri dari tiga fase yang bertujuan untuk mengakhiri perang dan membangun kembali Gaza.

“Anda harus selalu siap siaga dan mengatasi masalah jika terjadi,” ujar pejabat transisi tersebut, menyoroti potensi ancaman dari kelompok radikal di kedua belah pihak yang dapat menggagalkan perjanjian ini.

Tiga Tahapan Kesepakatan Gencatan Senjata

Tahap pertama, yang akan berlangsung sekitar enam minggu, mencakup pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dan tahanan Palestina di penjara Israel. Selama fase ini, tahap kedua akan dinegosiasikan, dengan harapan menciptakan kesepakatan tambahan untuk pembebasan lebih banyak sandera dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Sementara itu, tahap ketiga bertujuan untuk mengakhiri perang secara menyeluruh dan memulai proses rekonstruksi Gaza.

Baca Juga: Warga Palestina Pulang ke Gaza yang 'Sudah Tak Dikenali': Di Mana Rumah Kami?

Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya, Israel telah melancarkan serangan balasan yang menewaskan lebih dari 45.000 warga Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan Palestina. Konflik ini telah menghancurkan infrastruktur Gaza, membuat sistem kesehatannya lumpuh, serta memaksa sekitar 2 juta warga Palestina mengungsi ke kamp-kamp darurat.

Tantangan dan Upaya Negosiasi

Witkoff tidak hanya berusaha memastikan kelangsungan gencatan senjata, tetapi juga mencari solusi jangka panjang bagi warga Israel dan Palestina. Isu pengiriman bantuan ke Gaza masih menjadi tantangan utama, dengan kekhawatiran Israel bahwa Hamas akan mengambil sebagian dari bantuan kemanusiaan yang masuk.

Selain itu, rencana sementara untuk merelokasi warga Gaza ke negara lain, termasuk Indonesia, tengah dibahas. Namun, gagasan ini sangat kontroversial di kalangan warga Palestina dan negara-negara Arab lainnya, yang khawatir akan menjadi langkah awal pengusiran permanen mereka dari tanah kelahiran mereka.

Trump, yang akan dilantik kembali pada 20 Januari, memberikan tenggat waktu ketat bagi negosiasi ini. Aliansi dekatnya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kebijakan luar negerinya yang pro-Israel memberi tekanan lebih lanjut terhadap perundingan. Witkoff telah menggunakan pengaruh Trump untuk menekan Israel, termasuk dengan mengingatkan kebijakan pro-Israel selama masa jabatan pertama Trump, seperti pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dan pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.

Nasib Sandera di Tengah Ketidakpastian

Keluarga para sandera menyatakan kekhawatiran bahwa beberapa dari mereka mungkin tertinggal dalam negosiasi tahap kedua. Sandera Amerika pertama, Keith Siegel, baru dijadwalkan dibebaskan pada hari ke-14 gencatan senjata, sementara lima keluarga Amerika lainnya masih menunggu kepastian.

Baca Juga: Harapan Warga Israel pada Trump: dari "Make America Great Again" Menjadi "Akhiri Perang Sialan Ini"

Dengan kesepakatan yang masih rapuh dan ancaman di lapangan yang terus meningkat, keberhasilan Witkoff dalam menjaga jalannya perundingan ini akan menjadi ujian awal bagi kebijakan luar negeri pemerintahan Trump yang akan datang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI