Suara.com - Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, menegaskan bahwa pihaknya akan mematuhi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada Minggu (21/1).
Namun, mereka memperingatkan bahwa setiap pelanggaran dari pihak Israel dapat membahayakan proses tersebut serta nyawa para sandera.
Dalam pernyataan video, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mendesak para mediator untuk memastikan bahwa Israel tetap berkomitmen terhadap kesepakatan.
Ia juga menegaskan bahwa Hamas akan menjalankan semua tahap perjanjian serta jadwal pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.
Baca Juga: Hamas Bebaskan Sandera Wanita Israel dalam Kesepakatan Gencatan Senjata, Ini Daftarnya
"Semuanya tergantung pada komitmen musuh... Pelanggaran dari pihak pendudukan (Israel) akan membahayakan proses tersebut," kata Abu Ubaida.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Hamas ingin memastikan keberhasilan seluruh tahapan perjanjian demi melindungi rakyat Palestina dan mencapai tujuan mereka.
"Kami mendesak para mediator untuk memaksa musuh mematuhinya," tambahnya.
Sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan, Hamas sebelumnya telah membebaskan tiga sandera wanita Israel.
Israel pun dijadwalkan akan membebaskan 90 tahanan Palestina pada Minggu sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Baca Juga: Warga Palestina Rayakan Gencatan Senjata, Sandera Israel Dibebaskan
Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan dapat meredakan ketegangan di Gaza yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, meskipun banyak pihak masih khawatir akan kemungkinan pelanggaran yang dapat menggagalkan perjanjian tersebut.