Suara.com - Beredar di media sosial sebuah video dengan narasi yang menyebut penyebab kebakaran di Los Angeles, California, Amerika Serikat adalah uji coba senjata terarah atau direct energy weapon (DEW).
Pada Jumat (10/1/2025) akun Facebook “ساتريا الفاروق” membagikan video dan foto dengan narasi sebagai berikut:
“Kebakaran besar di beberapa titik di AS yg telah membakar ribuan rumah disinyalir kuat akibat serangan salah satu senjata militer AS yaitu : Senjata berenergi terarah (DEW)
Salah satu agenda “Inside Job” dari pihak AS sendiri yg salah satu tujuannya adalah utk Great Reset dan akan dibangun LA Smart City 2028.”
Baca Juga: Klarifikasi Uya Kuya soal Konten di Lokasi Kebakaran LA: Bukan Vlog Pribadi!
Terpantau pada hari Minggu (19/1/2025), unggahan mendapat lebih dari 38 tanda suka, 4 komentar dan telah bagikan ulang 19 kali.
Lantas benarkah demikian?
Penjelasan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta oleh Tim Kompas.com, ditemukan bahwa Angin kencang menjadi penyebab utama meluasnya kebakaran hutan di Los Angeles.
Mengutip USA Today, Layanan Cuaca Nasional telah mengeluarkan angin kencang dan peringatan tertinggi untuk kondisi kebakaran ekstrem di sebagian besar wilayah Los Angeles, sebelum kebakaran besar melanda.
Baca Juga: Uya Kuya Beberkan Penyebab Kena Tegur dan Diusir Warga Lokal Saat Rekam Kebakaran di Los Angeles
Sementara itu, Penasihat Kebakaran dari Universitas Pertanian dan Sumber Daya Alam Universitas California, Luca Carmignani mengatakan, angin kencang dapat menyebabkan kabel listrik bergerak, yang dapat menghasilkan percikan api yang akhirnya mengenai bahan bakar kering seperti rumput atau tumbuh-tumbuhan.
Narasi ini ternyata juga sudah dicek dan ditelusuri oleh Pemeriksa fakta Reuters, yang akhirnya membantah teori konspirasi yang mengklaim DEW sebagai penyebab kebakaran di California.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unggahan berisi klaim “senjata canggih yang terarah (direct energy weapon/DEW) jadi penyebab kebakaran di California” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).