Puluhan Anak Muntah-muntah Diduga Keracunan usai Santap Menu MBG, Kepala BGN Lapor Prabowo

Jum'at, 17 Januari 2025 | 14:49 WIB
Puluhan Anak Muntah-muntah Diduga Keracunan usai Santap Menu MBG, Kepala BGN Lapor Prabowo
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta. Kedatangan Dadan salah satunya untuk melaporkan kasus mual dan muntah yang dialami siswa di Sukoharjo usai menyantap mekan bergizi gratis (MBG).

"Iya iya akan kami laporkan," kata Dadan di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Sementara itu ditanya mengapa siswa tersebut bisa keracunan, Dadan mengatakam dirinya ingin melaporkan lebih dulu kepada presiden.

"Nanti aja nanti aja. Saya mau laporan," kata Dadan.

Baca Juga: 'Ia Tak Sedang Memerintah tapi Mencicil Kampanye' Pakar Ungkap Celah Konflik Gibran Vs Prabowo di 2029

"Oh ya pasti (dilaporkan ke presiden)," sambungnya.

Dadan memastikan demua sudah aman saat ditanya perihal bagaimana pengawasan di lapangan hingga menyebabkam puluhan siswa mengalami mual dan muntah-muntah.

"Aman. Aman, aman," kata Dadan.

Adapun kedatangan Dadan ke Istana untuk memenuhi panggilan presiden. Ia mengaku dipanggil untuk membhas program MBG

"Kami dipanggil untuk membicarakan masalah program makan bergizi gratis," kata Dadan.

Baca Juga: Prabowo Tak Dianggap? Banner Penyambutan Jokowi di Hari Desa 2025 Banjir Sindiran: Kesampean Juga 3 Periode

Penjelasan Istana

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menyampaikan Dinas Kesehatan setempat tengah memeriksa sampel makanan yang menyebabkan 40 siswa SDN 03 Dukuh Sukoharjo mengalami mual dan muntah-muntah usai menyantap menu MBG.

Ada kejadian di salah satu sekolah yang dilayani oleh SPPG di Sukoharjo. 

Hasan menyampaikan 40 anak mengalami mual dan muntah-muntah usai memakan ayam yang dimarinasi. Ayam tersebut merupakan menu makan bergizi gratis yang diberikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukoharjo.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (Suara.com/M. Yasir)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. (Suara.com/M. Yasir)

Hasan melaporkan bahwa 40 anak yang mengalami mual dan muntah-muntah sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat.

"Dan keadaannya sudah kembali membaik," kata Hasan dalam keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).

Hasan menyampaikan program MBG menerapkan standard operating procedure (SOP) agae sekolah bisa melaporkam kepasa SPPG dan puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan dalam program MBG.

"Makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain," ujarnya.

SOP lain yang diterapkan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam pelaksanaan MBG adalah mewajibkam SPPG menyimpan sampel makanan selama 2x24 jam.

"Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat," kata Hasan.

Adapun sampel makanan yang dikonsumsi 40 siswa saat ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan setempat.

"Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan," ujar Hasan.

Hasan menegaskan kejadian yang dialami 40 siswa di Sukoharjo menjadi evaluasi penting bagi BGN. Ke depan, BGN akan memperketar SOP.

"Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin," kata Hasan.

Respons BGN

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana buka suara soal siswa SDN 03 Dukuh Sukoharjo yang diduga keracunan usai menyantap menu program MBG, Kamis (16/1/2025). Ia berujar sebanyak 40 siswa mengalami mual usai menyantap menu ayam marinasi.

"40 orang makan ayam yang dimarinasi," kata Dadan kepada wartawan, Kamis (16/1/2024).

Dadan mengatakan penyebab siswa mual usai menyantap menu tersebut adalah keselahan teknis pengolahan.

"Teknis pengolahan," kata Dadan.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (Suara.com/Bagaskara)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (Suara.com/Bagaskara)

Dadan mengatakan setelah mendapati siswa mengalami mual-mual, menu ayam tersebut ditarik dan diganti menu telur rebus.

"Menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus," kata Dadan.

Ia mengatakan siswa lain tidak mengalami mual-mual seperti yang dialami 40 siswa. Kekinian 40 siswa yang mengalami mual sudah ditangani oleh petugas.

"Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati dan sudah ceria kembali," ujar Dadan.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SDN 03 Dukuh Sukoharjo diduga keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis, Kamis (16/1/2025).

Informasi yang diterima peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB saat siswa menyantap makanan Program Makan Bergizi. Siswa mengalami mual, pusing dan ada juga yang muntah, kalau makanan sendiri tiba di sekolah pukul 09.00 WIB.

"Di sini ada 200 siswa, tapi sekitar 10 siswa yang merasa mual setelah makan. Itu hampir satu kelas ada, terjadi sekitar pukul 09.30 WIB," ujar Kepala SDN 03 Dukuh Sukoharjo, Lilik Kurniasih, Kamis (16/1/2024).

Lilik mengatakan siswa yang diduga keracunan itu kelas 1-6. Mereka bahkan sempat mencium bau basi dari ayam tepung yang mereka santap, kalau untuk menunya itu nasi putih, ayam tepung, ca wortel tahu, buah naga dan susu. 

"Ada yang merasa mual, pusing dan ada satu anak yang mutah. Rata-rata mencium bau basi dari ayam tepung," katanya.

Pihak sekolah langsung  menghubungi tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Puskesmas Sukoharjo Kota.

Petugas puskesmas tak berselang lama datang dan langsung memberikan obat. 

Menu Makan Bergizi Gratis untuk siswa-siswa. (x/biyaheree)
Menu Makan Bergizi Gratis untuk siswa-siswa. (x/biyaheree)

"Tadi langsung ditangani oleh petugas, dan langsung diberi obat. Alhamdulillah, langsung tertangani dengan cepat," terang dia.

Untuk makanannya, lanjut dia, langsung kembali ditarik. Tidak tahu penyebabnya apa, mungkin proses memasaknya kurang matang.

"Makanan langsung ditarik. Mungkin karena proses memasaknya, kita juga tidak tahu," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Dr Kunari Mahanani mengatakan dari penyelenggara telah mengakui kalau proses pemasakan ayam kurang matang. 

"Biasanya kalau kurang matang dari bau tidak, kalau dari bentuk tidak juga, istilahnya teksturnya agak gimana gitu. Jadi anak langsung mengeluh sakit perut," papar dia.

Kunari menambahkan sedikitnya ada sekitar 50 siswa yang diberi obat usai mengalami sejumlah gejala tersebut.

"Istilahnya cuma mual muntah dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Insyaallah sampai kedepannya, besok tidak ada yang bertambah lagi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI