Putin Tawarkan Damai, Tapi dengan Harga Mahal: Ukraina Harus Tinggalkan NATO

Andi Ahmad S Suara.Com
Kamis, 16 Januari 2025 | 18:57 WIB
Putin Tawarkan Damai, Tapi dengan Harga Mahal: Ukraina Harus Tinggalkan NATO
Ilustrasi NATO, apa itu NATO (wikimedia.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin saat berbincang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) menawarkan perdamaian dengan Ukraina, namun dia membandrol harga mahal.

Dalam perbincangan perdamaian, Rusia menuntut Ukraina agar secara drastis mengurangi hubungan militer dengan NATO, demikian menurut laporan Bloomberg, Rabu (15/1).

Laporan tersebut, yang mengutip sumber yang akrab dengan persiapan Moskow, menyebutkan bahwa Kremlin akan meminta Ukraina menjadi negara netral dengan kekuatan militer terbatas.

Sikap Moskow dikabarkan memperbolehkan anggota NATO secara individual memberikan senjata kepada Ukraina melalui perjanjian bilateral, namun dengan pembatasan penggunaan senjata tersebut.

Baca Juga: Gemuruh Sukacita Menggema di Dunia Arab, Rayakan Kemenangan Gaza

Sumber-sumber tersebut mengungkapkan bahwa Rusia menekankan senjata yang diberikan melalui perjanjian tersebut tidak boleh digunakan melawan pasukan Rusia atau untuk merebut kembali wilayah Ukraina yang saat ini berada di bawah kendali Moskow.

Laporan itu juga menyoroti bahwa syarat Rusia dalam pembicaraan damai mencakup mempertahankan kendali atas hampir 20 persen wilayah Ukraina yang telah direbut sejak perang dimulai, termasuk Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.

Moskow dikabarkan terbuka untuk pembahasan mengenai "pertukaran wilayah tertentu."

Pada Jumat lalu, Trump mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang direncanakan.

Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pada Senin bahwa belum ada persiapan substantif untuk pembicaraan tersebut.

Baca Juga: AS Cegah Hamas Kuasai Gaza Pasca Gencatan Senjata Israel-Palestina

Perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan sengketa wilayah yang berlarut-larut dan meningkatkan ketegangan dalam hubungan internasional. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI