Suara.com - Isu Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi akan bergabung ke Partai Golkar terus santer terdengar. Hal itu dinilai wajar lantaran Ketua Umum DPP Partai Golkar kekinian yakni Bahlil Lahadalia dianggap sebagai 'orang' Jokowi.
"Rumor Joko Widodo akan bergabung ke Golkar tentu ada dasarnya. Faktor Ketua Umum Golkar Bahlil tampaknya bisa jadi penyebabnya," kata analis komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga kepada Suara.com, Kamis (16/1/2025).
Ia menilai, sudah rahasia umum, Bahlil bisa menjadi Ketua Umum Golkar karena pengaruh Jokowi yang saat itu masih menjadi presiden.
"Sebab, saat itu Bahlil bukanlah orang diperhitungkan di Golkar, apalagi diantara elite Golkar," katanya.
Menurut Jamiluddin, jika Bahlil sengaja ditanam oleh Jokowi di Partai Golkar. Tujuannya agar Jokowi mulus berpartai.
"Tujuannya agar Jokowi mudah masuk ke Golkar bila memang ia menginginkannya," katanya.
Dia bilang, bagi Jokowi, orang yang sudah lama di partai, tentu tak nyaman tanpa partai.
"Jokowi sebagai politisi tentu akan merasa ada yang kurang bila tidak berpartai. Apalagi berpolitik itu kerapkali seperti candu. Karena itu, unsur ketagihan akan sangat kuat. Jokowi akan merasa ada yang kurang bila tidak berpolitik," pungkasnya.
Sebelumnya, isu beredar di kalangan awak media jika Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi akan bergabung dengan Partai Golkar lewat organisasi masyarakat pendiri partai.
Baca Juga: Jelang HUT Ke-65, MKGR Buka Pintu untuk Jokowi dan Gibran: Kami Terbuka
Jokowi dikabarkan akan diumumkan bergabung lewat ormas Golkar yakni Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) pada Rabu (15/1/2025) sore ini.