Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dia "sangat puas" dengan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dicapai melalui proses perundingan yang lama dan sulit guna mengakhiri perang 15 bulan yang telah membuat kehidupan Rakyat Palestina di sana bak "neraka."
“Tidak ada cara lain untuk mengakhiri perang ini selain dengan kesepakatan pembebasan sandera," kata Biden dalam pernyataan Gedung Putih, Rabu.
“Rakyat Palestina telah melalui neraka. Terlalu banyak orang tak bersalah tewas, terlalu banyak masyarakat yang hancur. Dalam kesepakatan ini, Rakyat Gaza akhirnya dapat pulih dan membangun kembali. Mereka bisa menatap masa depan tanpa Hamas berkuasa,” katanya.
"Dan saya sangat puas bahwa hari ini akhirnya tiba demi Rakyat Israel dan keluarga yang menunggu dalam penderitaan, serta demi orang-orang tak bersalah di Gaza yang telah menderita kehancuran yang tak terbayangkan akibat perang,” kata Biden menegaskan.
Biden menjelaskan tiga fase dalam struktur kesepakatan tersebut.
Fase pertama dimulai dengan periode enam minggu di mana "gencatan senjata penuh dan menyeluruh" akan diberlakukan, bersamaan dengan "penarikan pasukan Israel dari seluruh area berpenduduk di Gaza, serta pembebasan sejumlah sandera yang ditahan Hamas, termasuk wanita, lansia, dan mereka yang terluka."
Warga AS juga termasuk dalam daftar sandera yang akan dibebaskan, yang akan diikuti dengan pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel.
Selain itu, warga Palestina akan diizinkan kembali ke lingkungan mereka "di seluruh wilayah Gaza," dan selama periode tersebut, bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan akan mulai mengalir secara signifikan, kata Biden.
Israel saat ini menahan lebih dari 11.000 tahanan Palestina, sedangkan Hamas diperkirakan menahan 98 warga Israel di Gaza.
Baca Juga: Presiden Israel Desak Pembebasan Sandera Hamas, Akui Kegagalan Negara
Hamas mengatakan bahwa banyak sandera Israel telah tewas akibat serangan udara Israel yang tanpa pandang bulu itu.