“Kita harus memikirkan dampak jangka panjang. Perdamaian harus memberi ruang bagi pembangunan dan pemulihan,” ujar JK dengan nada optimis.
Sementara itu, situasi di Gaza tetap memprihatinkan. Blokade yang diberlakukan selama bertahun-tahun telah menghancurkan perekonomian, menghentikan akses kesehatan, dan memaksa jutaan warga hidup dalam ketidakpastian.
Gencatan senjata ini, jika benar-benar terealisasi, dapat menjadi awal dari pemulihan yang sangat dinanti-nantikan.
Mengakhiri Siklus Kekerasan
Banyak pihak internasional, termasuk PBB dan negara-negara di Timur Tengah, menyambut baik perkembangan ini. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa gencatan senjata hanyalah langkah awal.
Perdamaian sejati membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak, termasuk penghentian blokade, rekonstruksi Gaza, dan penghormatan terhadap hak-hak warga Palestina.
“Mengakhiri siklus kekerasan tidak mudah, tetapi ini adalah tanggung jawab bersama. Dunia harus mendukung,” pungkas JK.
Dengan tercapainya gencatan senjata, dunia berharap bahwa tahun 2025 akan menjadi titik balik bagi konflik Israel-Palestina.
Tidak hanya untuk meredakan ketegangan, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi kedua bangsa yang selama ini terbelenggu oleh perang.