Suara.com - Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan akan mengirimkan bantuan besar-besaran ke Jalur Gaza, Palestina, jika gencatan senjata antara Hamas dan Israel tercapai.
Saat ini kata dia Sekretaris Jenderal Antonio Guterres sedang memantau secara cermat perkembangan negosiasi tentang kesepakatan gencatan senjata itu.
“Kami sangat menyadari tantangan keamanan yang akan terus ada ketika dan setelah gencatan senjata diumumkan,” katanya.
Dujarric menambahkan bahwa berbagai masalah sedang diperhitungkan, termasuk pintu perlintasan baru, kondisi keamanan, sisa-sisa bahan peledak, dan keselamatan personel PBB.
Baca Juga: Profil Gugum Ridho Putra, Ketum PBB yang Baru Koponakan Yusril Ihza Mahendra!
Sebelumnya pada hari yang sama, Qatar mengungkapkan bahwa negosiasi gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, sudah berada pada "tahap akhir" dan kesepakatan "akan segera tercapai."
Mengenai kondisi di Gaza utara, Dujarric mengatakan bahwa Israel terus menghalangi upaya pengiriman bantuan penting dan mendesak.
“Hari ini, dua upaya untuk mencapai rumah sakit di wilayah Gaza Utara ditolak,” kata dia.
Padahal, kata Dujarric, upaya itu untuk memberikan bantuan kepada dua rumah sakit di Gaza utara dan mengevakuasi pasien.
Sejak Hamas melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, Israel terus melancarkan perang di Jalur Gaza, meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.
Baca Juga: Gencatan Senjata: Tentara Israel Mundur dari Gaza Akhir Pekan Ini?
Perang Israel di wilayah kantong Palestina itu telah menewaskan lebih dari 46.600 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional atas perang genosida di Gaza. [Antara].