Suara.com - Program Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dinilai DPR bisa menjadi solusi untuk pemerataan pendidikan bagi anak-anak Indonesia. Terlebih, sekolah tersebut memang ditargetkan untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu.
"Itu bisa jadi solusi terutama, karena sekolah rakyat itu sasarannya adalah keluarga miskin dan miskin ekstrem," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian saat dihubungi Suara.com, Selasa (14/1/2025).
Namun, dikatakan Lalu kalau DPR belum mendapatkan konsep utuh dari pelaksanaan program tersebut. Oleh karena itu, parlemen butuh lebih banyak kajian terkait pembuatan sekolah rakyat tersebut untuk memastikan tingkat manfaatnya bagi masyarakat.
"Tentu dampaknya akan sangat bagus bagi dunia pendidikan kita. Artinya, semua anak bangsa, termasuk dari kelompok keluarga miskin ekstrem maupun miskin bisa mengenyam pendidikan," ujarnya.
Legislator dari fraksi PKB itu menekankan, paling penting ialah program tersebut harus bertujuan untuk pemerataan pendidikan bagi setiap anak bangsa.
Diketahui bahwa program Sekokah Rakyat itu menjadi perintah langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto yang disampaikan ketika rapat koordinasi pemberdayaan masyarakat di Istana Kepresidenan Bogor, pada Jumat (3/1) lalu.
Dalam pengerjaannya, Sekolah Rakyat memerlukan kolaborasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengungkapkan bahwa program Sekolah Rakyat akan dimulai di Jakarta. Namun, terkait waktu pelaksanaannya belum dipastikan karena pemerintah masih perlu membahas konsepnya secara matang.
"Memang rencananya sesuai arahan Presiden dimulai di Jakarta dan sekitarnya, setelah itu nanti di tempat-tempat lain. Tapi kami ada beberapa tempat yang nanti kami usulkan jika konsepnya sudah matang," ujarnya ditemui usai rapat di kantor Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Jakarta, Senin (13/1/2025).
Tidak menutup kemungkinan kalau daerah pelosok juga menjadi skala prioritas dalam pembuatan Sekolah Rakyat. Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menegaskan kalau program tersebut hanya untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan miskin.