Suara.com - Dua partai politik terbesar di Irlandia, Fianna Fail dan Fine Gael, dilaporkan hampir mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi baru bersama dengan sekelompok politisi independen. Kesepakatan ini diharapkan akan membawa mereka kembali berkuasa untuk masa jabatan lima tahun ke depan.
Kedua partai tengah merampungkan negosiasi dengan tujuh anggota parlemen independen dari Regional Independent Group setelah pemilihan umum pada 29 November lalu meninggalkan mereka sedikit di bawah ambang batas 88 kursi yang diperlukan untuk mayoritas parlemen.
Fianna Fail, yang dipimpin oleh Deputi Perdana Menteri Micheal Martin, meraih 48 kursi dalam pemilu, menjadikannya partai dengan perolehan kursi terbanyak di parlemen yang terdiri dari 174 kursi. Sementara itu, Fine Gael, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Simon Harris, memperoleh 38 kursi.
Di sisi lain, Sinn Fein, partai oposisi utama dengan sejarah panjang terkait IRA, hanya memperoleh 39 kursi. Meskipun demikian, baik Fianna Fail maupun Fine Gael tetap menolak bekerja sama dengan Sinn Fein karena masa lalu partai tersebut yang terkait dengan konflik berdarah di Irlandia Utara.
Baca Juga: "Kembali ke Afrika Selatan!" Serangan Keras Steve Bannon ke Elon Musk Picu Kontroversi Rasial
Peter Burke, seorang anggota senior Fine Gael, mengungkapkan bahwa meskipun pembicaraan belum sepenuhnya rampung, rancangan program pemerintahan kemungkinan akan diterbitkan dalam waktu 24 jam ke depan. Sementara itu, salah satu anggota parlemen independen, Barry Heneghan, menyebutkan bahwa mereka akan bertemu pada Rabu untuk mengevaluasi secara rinci rancangan kesepakatan tersebut sebelum memberikan dukungan resmi.
“Kami perlu berkumpul sebagai kelompok regional untuk menelaah segala detail dengan teliti dan memastikan apakah kami siap mendukung program ini,” ujar Heneghan kepada Reuters.
Koalisi ini diharapkan dapat disahkan sebelum pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang dijadwalkan berlangsung minggu depan. Mengingat janji Trump untuk menurunkan pajak korporasi dan menerapkan tarif baru, situasi ini menjadi perhatian besar bagi Irlandia, mengingat ekonominya sangat bergantung pada investasi asing dan perusahaan multinasional.
Sementara itu, hasil pemilu menunjukkan penurunan signifikan dalam dukungan untuk Sinn Fein. Setelah memuncaki perolehan suara dalam pemilu 2020 dengan 24,5% suara pilihan pertama, kini partai tersebut hanya meraih 19%, menjadikannya partai dengan penurunan suara terbesar dalam pemilu kali ini.
Partai Hijau, yang sebelumnya menjadi bagian dari koalisi pemerintahan, mengalami nasib lebih buruk dengan kehilangan 11 dari 12 kursinya di parlemen.
Baca Juga: "Kongres Harus Bertindak!" Biden Desak Tambahan Dana untuk Pemulihan Kebakaran LA
Setelah pemilu 2020, butuh hampir lima bulan bagi Fianna Fail, Fine Gael, dan Partai Hijau untuk menyusun pemerintahan koalisi. Kala itu, disepakati bahwa jabatan Perdana Menteri atau Taoiseach akan bergilir antara pemimpin kedua partai utama. Namun, belum jelas apakah skema serupa akan kembali diterapkan, mengingat Fianna Fail kini memiliki perolehan kursi yang lebih banyak dibandingkan Fine Gael.
Jika koalisi ini berhasil terbentuk, fokus utama pemerintah baru adalah menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global yang ditimbulkan oleh kebijakan ekonomi AS serta meredakan ketegangan politik internal akibat perbedaan pandangan yang tajam antara kubu konservatif dan oposisi.